Sunday, May 15, 2016

PERAN ISTRI DALAM KELUARGA MENURUT ISLAM


PERAN ISTRI DALAM KELUARGA MENURUT ISLAM

Disadari atau tidak, seorang istri menjadi kekuatan penting dalam kehidupan suami, bukan hanya pelengkap, tapi ia adalah penentu utama dan memiliki peran besar bagi kesuksesan suami dan buah hatinya. Sejarah telah mencatat, dibalik kesuksesan dan kebesaran seorang suami selalu ada istri yang setia menopang dan membantunya. Di balik Nabi Adam ada siti Hawa, di balik Nabi Muhammad ada Siti Khadijah, dan bahkan di balik Soeharto ada Ibu Tien.

Demikianlah, istri yang sosoknya terlihat lemah, ternyata memiliki energi yang luar biasa. Ia adalah inspirasi tak bertepi yang mampu menghantarkan sang suami ke jenjang kesuksesan yang sepintas mustahil dijangkaunya. Begitu juga sebaliknya. Hari ini, betapa banyak kita dengar orang-orang besar yang mendadak hancur karier dan masa depannya karena terjerat kasus hukum, mulai dari perselingkuhan, korupsi sampai pembunuhan. Tentu ini tidak harus terjadi bila di belakang mereka ada sosok istri yang hebat. Yang mampu mendamaikan mata dan jiwa sang suami.

Lalu istri model apa yang memiliki kontribusi besar bagi kemajuan suami dan anak-anaknya? Tentu jawabnya adalah istri shalihah. Tak peduli ia hanya ibu rumah tangga atau pun seorang pejabat publik. Maka sangat beruntung bagi laki-laki yang mendapatkan wanita yang mampu menjadikanya lebih besar daripada sebelumya. Yang mampu membuatnya lebih tabah, ulet, sabar, kuat dalam menghadapi liku-liku kehidupan. Istri yang demikian itulah yang digambarkan Rasulullah sebagai sebaik-baiknya perhiasan dunia, istri shalihah.

1. Menghayati fungsi istri terhadap suami.

Hadis Rosullullah SAW. :

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra, Bahwa Rasullallaah SAW. bersabda : “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang terbaik adalah wanita shalihah.” ( HR. Muslim )

Jadi, Fungsi wanita yang menjadi istri haruslah dapat mengfungsikan dirinya laksana perhiasan yang melekat pada diri pemakainya. Istri harus selalu menjadi penyejuk, penyedap, pesona dan pemberi semangat hidup pada suaminya.

2. Menjadi wakil suami dalam keluarga.

Hadis Rosullallah SAW. :

Dari Ibnu Umar ra. berkata, Rasullullaah SAW. Bersabda : “ Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya (Bila suami pergi), ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya.“ ( HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi )

Setiap istri wajib menghormati kepemimpinan suaminya di rumah dan diluar rumah, istri harus menempatkan diri sebagai wakil suami selaku pemimpin rumah tangga, ia tidak boleh melampaui batas sebagai wakil ini, karena itu, istri harus meminta persetujuan suami bila melakukan tindakan penting dalam rumah tangganya. Karena istri menjadi wakil suami, maka segala tindakan istri dalam mengurus rumah tangga suami, dalam menggunakan uang belanja, mengurus anak dan mengawasi pembantu rumah tangga, semua itu harus dipertanggung jawabkan kepada suami.

3. Mentaati perintah suami dalam kebenaran.

Hadis Rasullallah SAW. :

Dari Abu Huraira ra, Nabi SAW. Bersabda : “ Sekiranya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya. “ ( HR. Tirmidzi )

Maka istri diwajibkan mentaati suaminya selama perintah – perintah itu benar, jika istri diperintah oleh suami untuk membuat makanan, mencuci pakaiannya, disuruh menjaga rumah dengan baik atau memelihara kebersihan rumahnya, dll, tetapi ia tidak mau, maka istri telah durhaka terhadap suaminya.

( Bila istri tidak sanggup melaksanakannya, harus terus terang kapada suaminya, jangan diam saja ( agar tidak durhaka terhadap suami ), karna suami mengaggap istri itu mampu mengerjakannya )

4. Meringankan beban mahar suami.

Hadis Rasullallah SAW :

“ Wanita yang paling baik ialah wanita yang maharnya paling sedikit. “ ( HR. Thabarani )

Karena itu, bila istri mengetahui bahwa suaminya merasa berat dalam melunasi pembayaran mahar yang masih terhutang, maka sangat dianjurkan istri meringankannya, Caranya bisa dengan mengurangi atau menghapuskannya sama sekali, tapi perlu diperhatikan bahwa suami tidak boleh berusaha menekan istrinya agar membebaskannya dari kewajiban membayar maharnnya.

5. Melayani kebutuhan seksual suami

Hadis Rasullallah SAW. :

Dari Abu Ali Thalg bin Ali ra, Sesungguhnya Rasullallah SAW. Bersabda : “ Bila Seorang suami memanggil istrinya untuk memenuhi kebutuhannya (Seksualnya), maka hendaklah ia penuhi sekalipun ia sedang diatas cerobong yang tinggi. “ ( HR. Tirmidzi Dan Nasa’i )

Dari Ibnu ‘Umar ra, ia berkata : Rasullallah SAW. Bersabda :
“ Allah melaknat wanita yang menunda – nunda, yaitu seseorang istri ketika diajak suaminya ketempat tidurnya, tetapi ia berkata : ‘Nanti dulu’ sehingga suaminya tertidur sendirian. “ ( HR. Khatib )

Abu Hurairah ra. Berkata : Bersabda Rasullallah SAW. :
“ Jika suami memanggil istrinya untuk tidur bersama, lalu istrinya itu menolak, sehingga semalaman suaminya menjadi jengkel (Marah) kepada istrinya, maka para malaikat mengutuk istri itu sampai pagi hari. “ ( HR Bukhari Dan Muslim )

Setiap istri wajib melayani kebutuhan seksual suaminya dan tidak boleh menolak atau menundanya, kecuali karena alasan yang dibenarkan oleh syari’at Islam, yaitu :

1.Sedang haid.
2.Sedang nifas.
3.Sedang melakukan puasa wajib ( Ramadhan ).
4.Menjalankan ibadah haji atau umrah.

Bila melakukan pada saat alasan tersebut di atas adalah haram.

6. Meringankan beban belanja suami.

Allah SWT berfirman :

“ Hendaknya (Suami) yang berkelapangan membelanjai sesuai kelapangannya dan (Suami) yang kekurangan/disempitkan rizkinya, membelanjai dari harta yang Allah karuniakan kepadanya “ ( QS. Ath – Thalag : 7 )

Seorang istri yang baik tidak boleh memaksa suami untuk memberinya belanja lebih dari kemampuan konkret sang suami.

( yang kekurangan/disempitkan rizkinya, membelanjai dari harta yang Allah karuniakan kepadanya ( Bagi suami yang miskin, hendaklah ia membelanjai istrinya sebanyak yang Allah karuniakan kepadanya ) ( Ayat Terakhir QS. Ath – Thalag : 7 )

Jadi, Jangan memaksa suami mencari hutang dan meminjam kekanan – kiri untuk memenuhi hasrat sang istri dalam menutup belanja keluarganya yang telah ditargetkan setiap bulannya. Bila istri sanggup untuk bekerja ( Dengan ijin suami ), maka hendaknya ia membantu suaminya untuk meringankan beban nafkah suami (Akan mendapatkan dua pahala yaitu pahala kekeluargaan dan pahala sedekah).

7. Membantu kehidupan agama suami.

Seorang istri mempunya kewajiban berdakwah. Orang yang paling utama didakwahi adalah suaminya sendiri. Karena itu tugas seorang istri membantu kehidupan beragama suaminya adalah fardhu ‘ain.
Istri adalah seorang yang paling bertanggung jawab meluruskan perilaku suami yang tidak sejalan dengan ketentuan Islam.

Bila suami kurang pengetahuan Islamnya, sedang istri banyak tahu, maka ia wajib mengajari suaminya, karena itu istri wajib terus menerus belajar agama agar dapat membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama atau menyuruh (Dengan baik/halus) kepada suami untuk mempelajari juga tentang agama.

8. Membantu jihad suami.

Allah SWT berfirman :

“ Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: ‘ Jika kamu menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah kuberikan kesenangan itu dan aku ceraikan dengan cara yang baik. Tetapi jika kamu menghendaki keridhaan Allah dan Rasul-Nya serta kebahagian negri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa saja yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar ‘ “ ( QS. Al – Ahzab : 28-29 )

Setiap orang islam wajib melakukan jihad bila Islam terancam oleh pihak lain. Jihad ini menjadi tanggung jawab setiap laki-laki mukmin, bila wanita muslimah telah bersuami dan suaminya ingin berjihad, maka sang istri wajib membantu jihad suaminya (Jika kamu menghendaki keridhaan Allah dan Rasul-Nya serta kebahagian negri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa saja yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar).

(Jihad dalam menegakkan Agama Allah merupakan kewajiban yang harus diutamakan lebih dahulu dan lebih di utamakan daripada kewajiban kepada keluarga)

9. Berdandan untuk menggairahkan suami.

Hadis Rasullullaah SAW. :

“ Dari Anas ra, Rasullullah SAW. Bersabda : ‘ Sebaik-baik istri kamu ialah yang menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat, yaitu keras menjaga kehormatanya, pandai membangkitkan syahwat suaminya. “ ( HR. Dailami )

Jadi, Seorang istri yang baik dapat menjaga diri dari bergaul di dalam keluarga maupun masyarakat dengan secara Islami dan membangkitka syahwat suami (Menggairahkan) dengan cara misalnya : berolah raga untuk mengencangkan otot – otot pinggul, otot – otot dada, sehingga terpelihara dengan baik.

10. Memelihara harga diri dan harta suami.

Hadis Rasullullah SAW. :

Dari Abdullah bin Salam ra, Rasullullah SAW. Bersabda :
“ Seabaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi .“ ( HR. Thabarani )

Firman Allah SWT.

“ Wanita-wanita shalihah yaitu yang taat ( Berdiam dirumah ) lagi memelihara kehormatanya ketika suaminya pergi sebagaimana Allah telah memeliharanya “ ( QS. AN – Nisaa’ : 34 )

Hadis dan firman/ayat di atas memerintahkan istri mentaati suami, menjaga harta suami dan memelihara kehormatanya pada saat suami tidak dirumah, taat dalam artinya mengikuti perintah yang benar, yang tidak berlawanan dengan ketentuan agama.

Hadis Rasullullah SAW. :

“ Manusia yang paling jahat disisi Allah pada hari kiamat yaitu suami istri yang melakukan hubungan intim, kemudian salah seorang diantaranya menceritakan kepada orang lain rahasia pasangannya “

11. Keluar rumah harus minta ijin suami.

Hadis Rasullullah SAW. :
Dari Anas ra, Nabi SAW bersabda : “ Siapa saja istri yang keluar dari rumahnya tanpa ijin suaminya, maka ia berada dalam kemurkaan Allah sampai ia pulang atau merelakannya.“ ( HR. Khatib )

Istri yang taat kepada suaminya tentu tidak merasa tertekan atau terpenjarakan dirumah bila ia mengikuti tuntutan Islam dalam berumah tangga, seorang istri yang shalihah justru menemukan ketentraman batin dan kepuasan rohaniah dengan mematuhi ketentuan berkeluarga Islami.

12. Tidak boleh merusak kepemimpinan suami.

Hadis rasullullah SAW :

Dari Abi Bakrah ra, dari Nabi SAW. Bersabda : “ Binasalah kaum laki-laki yang mentaati para wanitanya “ ( HR. Ahmad dan Thabarani ).

Jadi seorang istri harus nurut/mentaati terhadap suami, tidak boleh memutuskan sesuatu untuk keperluan keluarga dengan sendiri harus dirembukan dengan suami, seperti membeli meja, kursi, dll harus kesepakatan suami, bila suami tidak setuju dan istri jalan terus. Tindakan istri semacam ini sudah merusak kewibawaan suami di tengah keluarga.

13. Selalu lembut dalam memandang suami.

Hadis Rasullullah SAW :

Dari Abu Sa’id ra, Nabi SAW. Bersabda : “ Sesungguhnya seorang suami melihat istrinya ( Dengan kasih sayang ) dan istrinya pun melihatnya ( Dengan kasih sayang pula ), Maka Allah melihat
keduannya dengan pandangan kasih sayang, Dan bila suami
memegang telapak tangan istrinya, maka dosa-dosa mereka keluar
dari celah jari-jari tangan mereka.” ( HR. Rafi’I )

14. Menemani makan suami sampai selesai.

Hadis Rasullullah SAW. :

Dari Mu’adz ra, Nabi SAW. Bersabda : “ Sekiranya seorang istri
mengatahui betapa besar kewajibanya kepada suaminya, niscaya ia
tidak akan mau duduk selama suaminya makan siang dan malam
hingga selesai ( HR. Thabarani ).

Kalau dikatakan suami itu manja dan kekanak-kanakan, maka hal
itu adalah benar. Disatu sisi suami dituntut untuk tegar, perkasa
dan menjadi pengayom, tetapi di sisi lain justru suami menyimpan
sifat kekanak-kanakan. Jadi bila suami makan maka istri hendaknya menemani suami sampai selesai dikarenakan suatu kewajiban istri terhadap suami.

15. Menemani suami mandi.

Hadis Rasullullah SAW. :

Dari Aisyah ra, Rasullullah SAW. bersabda : “ Semoga Allah merahmati suami yang dimandikan istrinya dan ditutup ( Kekurangan ) akhlaknya. “ ( HR. Baihaqi )

Lalu apa manfaatnya bagi istri menemani mandi atau memandikan suaminya? Yang jelas suami merasa kemanjaannya terpenuhi dan istri membuktikan kemesraannya kepada suaminnya, namun sayang, hal yang mudah ini jarang dilakukan oleh suami istri. Padahal jelas-jelas oleh islam dibenarkan mengapa enggan melakukannya.

16. Merawat suami ketika sakit.

Istri merawat suaminya selama sakit adalah tanggung jawab istri, sebab pengabdian istri kepada suaminya tidak terukur kebaikannya sebelum ia membuktikan kesetiaan, kesabaran dan keteguhan dalam merawat suaminya selama sakit, bahkan Rasullullah SAW. Semasa sakitnya meminta dirawat dirumah ‘Aisyah, istri tercintanya.

17. Mengalah kepada suami.

Allah SWT. Berfirman :

“Dan jika seorang istri khawatir suaminya nusyuz atau bersifat acuh, maka tidak mengapa mereka mengadakan perdamaian sungguh-sungguh dan perdamaian itu lebih baik ( Bagi mereka ), sekalipun nafsu manusia itu tabiatnya kikir.Dan jika kamu berlaku baik ( Kepada Istrimu ) dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan” ( QS. An – Nisaa’ :128 )

Ayat ini menerangkan sikap yang harus diambil oleh seorang istri bila ia melihat sikap nusyu suaminya, seperti Tidak melaksanakan kewajibanya terhadap dirinya sebagai mestinya, tidak memberi nafkah, tidak menggauli dengan baik, berkurang rasa cita dan kasih sayang, dll,yang mungkin ditimbulkan oleh kedua belah pihak atau oleh salah satu pihak, jadi hendaklah istri mengadakan musyawarah dengan suami, mengadakan pendekatan perdamaian disamping berusaha mengembalikan cinta dan kasih sayang suaminya yang telah pudar. Hal ini tidak berdosa jika istri bersifat mengalah kepada suaminya, seperti bersedia beberapa haknya dikurangi dan sebagainya. Agar si suami ingat kembali akan kewajiban-kewajibannya yang telah ditentukan.

18. Menutup dirinya dari laki-laki lain.

Hadis Rasullullah SAW. :

Rasullullah SAW. Bersabda : ‘ Istri-istri kalian yang tebaik ialah istri yang peranak ( Banyak anak ), besar cintanya, pemegang rahasia, kesatria membela keluarga, patuh kepada suaminya, membentengi diri dari laki-laki lain, taat pada perintah suaminya, bila bersendirian dengan suaminya, ia pasrahkan dirinya sepenuhnya sesuai dengan keinginan suaminya dan tidak bersikap kepada suaminya laksana sesama laki-laki.” ( HR.Thusi )

Ciri istri yang bertanggung jawab terhadap suaminya adalah sebagai berikut :
1. Banyak Anaknya
2. Besar cintanya kepada suaminya
3. Kuat memegang rahasia suami
4. Tabah menghadapi penderitaan keluarga
5. Menyerahkan diri kepada suaminya lahir dan batin
6. Pandai bersolek untuk suaminya
7. Membentengi dirinya dari laki-laki lain.

Seorang istri muslimah wajib membatasi dirinya dalam bergaul dengan orang lain, ia hanya boleh menampakkan dirinya secara bebas hanya kepada suaminya, walaupun ia berada dalam rumah, tetapi bila ada orang lain bukan mahramnya, ia tetap harus menutup dirinya dengan pakain muslimah dan terhadap anak kandungnya sendiri, tidaklah dibenarkan menampakkan auratnya yang dapat menimbulkan rangsangan.

19. Berterima kasih atas kebaikan suami.

Hadis Rasullullah SAW. :

Dari ‘Abdullah bin Amr ra, ujarnya Rasullullah SAW. Bersabda :
“ Allah tidak mau melihat istri yang tidak berterima kasih atas kebaikan suaminya.“ ( HR.Nasa’I )

Bagi istri yang tahu berterima kasih kepada suami, maka ia selalu menggembirakan hati suaminya dengan ucapan Alhamdulilah, senyum dan pandangan mesra setiap kali suaminya menyerahkan hasil jeri payahnya, tidak ada gerutu dalam hatinya, tidak ada sesal dalam kalbunya, setiap usaha suaminya senantiasa ia sertai dengan panjatkan do’a kepada Allah SWT semoga suaminya mendapatkan hasil yang diridhoi Allah SWT yang bisa mencukupi keluaraga dan tetap dalam kebaikan didunia dan diakhirat. Inilah potret istri yang shaliha dan itulah istri calon penghuni surga.

20. Tidak berkhianat terhadap suami.

Tindakan istri berkhianat terhadap suaminya adalah seperti : serong, curang, menyembunyikan sesuatu dari pengetahuan suaminya, keluar rumah tanpa ijinnya, bertemu laki-laki lain pada saat suaminya tidak ada, dll.

Oleh karena itu istri yang baik agar tidak berkhianat kepada suami : Para istri jangan menjadi mata-mata orang lain terhadap suaminya Jika istri tidak sependapat dengan suaminya dalam suatu urusan, hendaklah ia nyatakan pendapat pribadinya dengan terus terang agar dapat dipertimbangkan oleh suami.

Jangan menyebar cacat-cela suami kepada siapapun, sekalipun kepada
keluarga dan saudara-saudara istri sendiri, yang akibatnya membenci
suami anda sendiri. Hindari diri dari menjadi musuh dalam selimut
terhadap suami sendiri. Sebab perbuatan seperti itu di murkai oleh Allah.

Rasullullah SAW. Bersabda : “Musuhmu yang terbesar adalah istrimu yang setempat tidur denganmu dan hamba sahayamu”. ( HR. Dailamy )

Perbanyaklah amala shalih, karena kelak di akhirat suami tidak bisa
menolong istri dan istripun tidak bisa menolong suami dari siksa Allah SWT, jangan sekali-kali menggantungkan nasib diakhirat anda pada suami, walaupun anda yakin suami anda orang shalih.

Pegang teguhlah rahasia suami walaupun anda dalam kesulitan yang berat, karena teguh pada kebaikan adalah sifat yang istri shalih dan dijamin Allah dengan pahala surga.

21. Tidak menyakiti hati suami.

Hadis Rasullullah SAW. :

Dari Mu’Adz bin jabal ra, dari nabi SAW. Bersabda : “ Jangan seorang istri menyakiti suaminya didunia ini, karena bidadari dari surga berkata kepadanya: ‘Janganlah engkau sakiti dia, semoga Allah membinasakanmu. Sebab dia (Suamimu) hanya sebentar di sisimu. Ia segera akan berpisah darimu untuk pergi kepada kami. ‘ “ (HR.Tirmidzi)

Dari Hushain bin Mihshan ra, Nabi SAW. Bersabda : “Sesungguhnya (Suamimu) adalah Surgamu dan nerakamu.“ ( HR.Ahmad dan Nasa’I )

prilaku istri yang termasuk menyakiti hati suami adalah dengan contoh sebagai berikut. Istri disuruh suami membuatkan minum. Sambil membuat minum, ia terus menggerutu kepada suaminya. Tatkala ortu istri datang kerumah, istri memberikan kepada mereka sejumlah hadiah tanpa meminta ijin kepada suaminya. Ia tidak mau perdulikan perasaan dan pendapat suaminya. Sikap tak acuh saja. Tatkala istri senang atau tertarik pakaian bagus, ia begitu saja membelinya, walaupun suaminya tidak setuju, karena tidak mempunyai uang untuk membelikannya, tetapi istri tetap bersikeras walaupun pembeliannya dilakukan secara kredit. Istri bermalas-malasan untuk mengerjakan pekerjaan rumah, karena lebih suka nonton film televisi, karena sikap malasnya itu, pembersihan rumah menjadi beban suami, bila di tegur sikapnya tak acuh saja.

Istri yang menyakitkan hati suaminya dia ancam oleh Islam tidak mendapatkan balasan surga kelak diakhirat, karena itu, wahai para istri, berhati-hatilah dalam bersikap dan bertindak terhadap suami.

22. Tidak boleh melarikan diri dari rumah suami.

Hadis Rasullullah SAW. :

Dari Ibnu Umar ra, Rasullullah SAW. Bersabda : “ dua golongan yang shalatnya tidak bermanfaat bagi dirinya, yaitu budak yang melarikan diri dari tuannya dan istri yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai kembali pulang “ ( HR Hakim, )

Bila ada masalah atau pertengkaran didalam kehidupan berumah tangga seorang istri yang shaleha akan mengajak suaminya untuk berfikir jernih, saling intropeksi diri dan meminta nasehat kepada orang yang mengerti ajaran islam, jangan mengambil tindakan yang gegabah dengan cara lari dari rumah suaminya, sebab hal ini mempersulit penyelesaian (Berdosa), tetapi jika memang harus meninggalkan suami untuk sementara guna memberi pelajaran kepada suami, maka lakukanlah dengan cara baik-baik. Mintalah suami mengantarkan pulang kerumah orang tua anda secara terhormat, dengan tindakan seperti itu, insya Allah suami anda menjadi
insyaf.

23. Tidak puasa sunah ketika suami disisinya kecuali dengan ijinnya.

Hadis Rasullullah SAW.

Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW. Bersabda : “ siapa saja istri berpuasa (Sunah) tanpa ijin suaminya, lalu suaminya mengajak bercampur, tetapi ia menolaknya (Karena sedang berpuasa), maka Allah tetapkan ia berbuat tiga dosa besar.”( HR. Thayalisi )

Dari Abu Hurairah ra, Rasullullah SAW bersabda : “ tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sunat ketika suaminya dirumah, melainkan dengan ijin suaminya dan tidak boleh bagi istri mengijinkan orang lain masuk kerumahnya melainkan dengan ijin suaminya.“ ( HR.Bukhari Dan Muslim )

Harus disadari oleh setiap istri bahwa mentaati suami itu adalah kewajiban agama yang sama nilainya dengan kewajiban laki-laki berjihad, menegakkan agama Allah, jadi seorang istri tidak perlu bingung dalam mencari pahala untuk bekal akhirat.

24. Membangunkan suami untuk shalat malam.

Hadis Rasullullah SAW. :

Dari Abu Huraira ra, Rasullullah SAW. Bersabda : “ Semoga Allah memberi rahmat kepada seorang wanita yang bangun shalat malam dan ia bangunkan suaminya untu shalat malam, jika suaminya enggan, lalu ia percikan air ke mukannya ( suaminya).” ( HR.’Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Hibban )

Seorang suami yang menginginkan bahagia dunia akhirat, akan memilih istri yang shaliha, dengan harapan istri dapat membantu membentuk akhlak mulia dan hidup dengan syariat Allah SWT, untuk itu istri diharapkan dapat meluruskan perbuatan-perbuatan suaminya yang dilihat salah dan juga membantu suaminya meningkatkan iman dan takwanya kepada Allah SWT. Shalat malam adalah sunat, bila seorang istri melaksanakan shalat malam, maka mengajak suami untuk shalat juga, bila tidak mau bangun maka dibenarkan untuk memercikan air kemuka suaminya agar suami mau bangun, dan tidak juga hanya untuk shalat malam tetapi untuk shalat-shalat lainnya ( Fardhu harus dipaksa ) agar selalu mengingatkan kepada suami agar terlepas dari dosa.

25. Tidak membuka tutup kepalanya di luar rumah suami.

Hadis Rasullullah SAW. :

Dari ‘Aisyah, Rasullullah SAW. Bersabda : “ seorang istri yang membuka kain (kepalanya) diluar rumah suaminya, maka berarti ia telah mengoyak tabir yang mendinding dirinya dengan Allah SWT.” ( HR.Ahmad )

Seorang wanita yang sudah balig wajib menutup auratnya, yaitu seluruh tubuhnya, kecuali muka dan kedua telapak tangannya sampai pergelangannya, kalau ia berada diluar rumahnya atau hendak bertemu laki-laki bukan mahramnya. Ketika ia bersuami, dihadapan dan dirumah suaminya ia boleh berpakaian bebas.http://onesalam.com

Thursday, May 12, 2016

Keistimewaan bulan sya'ban


Keistimewaan bulan sya'ban

Barang siapa yang mengagungkan bulan Sya’ban, bertakwa kepada Allah dan taat kepada-Nya, serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah SWT mengampuni dosanya dan menyelamatkannya pada tahun itu dari segala macam bencana, dan dari bermacam-macam penyakit.”


Sahabat sebuah hadist tentang bulan Sya’ban memulai catatan kisah hari ini, tepat pada tanggal dua dibulan sya’ban. Dan Ramadhan kini tinggal sekitar 29 hari lagi. Begitu istimewanya bulan menjelang ramadhan ini, namun tak sedikit yang lalai dalam bulan ini, banyak kisah menarik tentang bulan sya’ban sahabat, diceritakan dari Muhammad bin Abdullah az Zahidiy bahwa dia berkata: Kawan saya Abu Hafshin al Kabir telah meninggal dunia, maka saya menyalatinya. Dan saya tidak mengunjungi kuburnya lagi selama delapan bulan. Kemudian saya bermaksud menengok kuburnya.

Ketika saya tidur di malam hari, saya bermimpi melihatnya, mukanya berubah menjadi pucat. Saya bersalam kepadanya dan dia tidak membalasnya. Kemudian saya bertanya kepadanya: “Subhanallah, mengapa engkau tidak menjawab salam saya?”

Membalas salam adalah ibadah, sedang kami sekalian telah terputus dari ibadah,” jawabnya. “Mengapa saya melihat wajahmu berubah, padahal sungguh engkau dulu berwajah bagus?” tanya saya.

Dia menjawab: “Ketika saya dibaringkan di dalam kubur, telah datang satu malaikat dan duduk di sebelah kepala saya seraya berkata: “Hai si tua yang jahat!,” lalu dia menghitung semua dosa saya dan semua perbuatan saya yang jahat, bahkan dia memukul saya dengan sebatang kayu sehingga badan saya terbakar. Kubur pun berkata kepada saya: “Apakah engkau tidak malu kepada Tuhanku?”, lalu kubur pun menghimpit saya dengan himpitan yang kuat sekali sehingga tulang rusuk saya menjadi bertebaran dan sendi-sendinya menjadi terpisah-pisah, siksaan itu berlangsung sampai malam pertama bulan Sya’ban. Waktu itu ada suara mengundang dari atas saya: “Hai malaikat, angkatlah batang kayumu, dan siksamu dari padanya, karena sesungguhnya dia pernah menghidup-hidupkan satu malam dari bulan Sya’ban selama hidupnya dan pernah berpuasa pula satu hari di bulan Sya’ban.”

Maka Allah SWT menghapuskan siksa dari padaku karena aku memuliakan malam hari di bulan Sya’ban dengan shalat dan juga dengan puasa satu hari di bulan Sya’ban. Kemudian Allah memberi kegembiraan kepadaku dengan surga dan kasih sayang-Nya.

Menurut Imam Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arob, makna kata Sya’ban adalah dari lafadz ‘Sya’aba’ atau berarti ‘dhoharo’ (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.

Sedangkan Menurut As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Malikiy dalam kitab beliau ‘Madza fi Sya’ban’, dalam bulan Sya’ban ini ada kejadian-kejadian besar yang berkaitan erat dengan perjalanan hidup umat. Kejadian-kejadian tersebut diantaranya: Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho ke arah Masjidil Haram, yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis.

Apa yang mereka lakukan ini menjadi bahan cemoan orang-orang Yahudi di Kota Madinah. Mereka mengatakan, katanya Muhammad membawa risalah dan agama baru yang lengkap. Tapi ternyata kiblat mereka masih menggunakan kiblatnya orang Yahudi, yaitu Baitul Maqdis.

Ucapan tersebut, bagi sebagian umat Islam yang baru masuk Islam dan sangat tipis imannya, sudah lebih dari cukup untuk memurtadkan mereka kembali. Sehingga kondisi ini menjadi pemikiran yang sangat mendalam bagi Nabi SAW. Karena itu, Nabi selalu berdoa dan sering melihat keatas berharap ada firman Allah, yang memberi solusi masalah ini. Kemudian tepatnya pada 15 Sya’ban, Allah berkenan memindah kiblat umat Islam menuju Masjidil Harom.

Pada bulan Sya’ban, segala amal manusia dalam jangka waktu satu tahun dilaporkan kehadirat Allah SWT. Sebagaimana hadits yang disampaikan sahabat Usamah bib Zaid ra. ; “Saya pernah berkata: Ya Rasulullah! Saya tidak melihat Anda berpuasa penuh pada bulan lain, seperti puasa Anda di bulan Sya’ban ini? Beliau menjawab: Pada bulan ini adalah sebuah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, dan dia berada diantara Rajab dan Ramadhan yang pada bulan tersebut seluruh amal manusia dilaporkan ke hadirat Allah, maka aku senang tatkala amal ibadahku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasaiy).

Pada bulan ini, khususnya pada malam nisfu Sya’ban, Allah berkenan untuk menentukan umur manusia. Seperti dalam hadits Aisyah ra, yang pernah bertanya kepada Nabi SAW : Wahai Rasulullah, apakah bulan yang Anda paling sukai untuk melakukan puasa adalah bulan Sya’ban? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah pada bulan ini menetapkan setiap jiwa manusia yang akan mati pada satu tahun ke depan, maka aku senang tatkala ajalku tiba aku sedang dalam keadaan puasa.”

Karenanya, para ulama salaf menganjurkan pada malam nisfu Sya’ban setelah maghrib mengadakan acara khusus dengan membaca surah Yasin tiga kali, dengan niatan, semoga dipanjangkan umur dalam ibadah kepada Allah. Kedua, dengan niatan semoga dijauhkan dari segala balak dan musibah. Ketiga, kita berdoa agar selalu diberi kecukupan dunia oleh Allah SWT. Selain itu, dianjurkan untuk memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, memperbanyak puasa sunnah, dan memperbanyak melakukan shalat malam, dengan iringan doa dan istighfar.
http://www.untukku.com

Tuesday, May 10, 2016

Keutamaan bulan Sa'ban


Keutamaan bulan Sa'ban

Aisyah RA menuturkan: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau banyak melakukan puasa di luar Ramadhan kecuali pada bulan Sya'ban." (HR Muttafaq 'alaih)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa Sya'ban merupakan bulan "pemanasan puasa" atau prakondisi Ramadhan. Puasa, sebagai amalan yang sangat dianjurkan dilakukan, di bulan Sya'ban, merupakan latihan persiapan yang diharapkan dapat memantapkan kualitas puasa Ramadhan. Jika diibaratkan bercocok tanam, Sya'ban itu bulan menyemai benih, mulai merawat pertumbuhan "tanaman kebaikan", sedangkan Ramadhan merupakan bulan memanen. Artinya, kita tidak mungkin dapat memanen kebaikan kalau tidak pernah menanam dan merawat tanaman itu.

Pesan lain yang dapat dipetik adalah bahwa ibadah Ramadhan menjadi lebih sempurna dan lebih produktif jika didahului dengan latihan-latihan spiritual (riyadhah ruhiyyah) yang terprogram secara berkelanjutan. Karena ibadah dalam Islam pada umumnya menuntut adanya konsistensi (istiqamah) dan keberlanjutan, bukan hanya dilakukan sekali dan langsung paripurna, kecuali ibadah haji.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sya'ban itu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Bulan ini banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Sya'ban)  amal-amal hamba itu diangkat (diterima oleh Allah). Aku ingin amalku diterima oleh Allah di bulan Sya'ban dalam keadaan aku berpuasa." (HR Baihaqi)

Keutamaan Sya'ban juga dijelaskan oleh Nabi SAW bahwa pada malam pertengahan itu (nishfu Sya'ban) Allah SWT turun ke langit dunia untuk "memonitor" semua makhluk, lalu mengampuni hamba-hamba-Nya (yang beristighfar), kecuali orang musyrik dan orang yang saling bermusuhan (HR Ibn Majah). Jadi, sebagai persiapan mental-spiritual, kita perlu bermuhasabah dengan qiyamulail (shalat Tahajud), bertobat, beristighfar, bermunajat kepada Allah sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.

Selain itu, pada Sya'ban juga Allah menetapkan perubahan arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis, Palestina, ke Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah. Perubahan arah kiblat ini membawa hikmah besar bagi Nabi SAW sendiri maupun umat Islam, yaitu peneguhan akidah tauhid dan signifikansi persatuan umat.

Pemaknaan Sya'ban sebagai bulan pemantapan iman, persiapan mental-spiritual prakondisi Ramadhan, dan persatuan umat menjadi sangat relevan dengan arti dan konteks historis Sya'ban itu sendiri. Menurut sejarah, dinamai "Sya'ban" karena orang-orang Arab pada waktu itu banyak berpencar untuk mencari mata air sehingga terpencar dan bercerai-berai. Mencari air di padang pasir mengandung makna berjuang mati-matian untuk menmpertahankan hidup dan meraih masa depan yang lebih baik.

Jadi, bulan Sya'ban juga harus dimaknai dan diisi dengan memperbanyak amalan-amalan sunah yang dapat me-refresh spiritualitas dan moralitas kita sehingga ketika memasuki Ramadhan kita benar-benar siap untuk berpuasa lahir batin. Tidak ada salahnya pula jika di bulan Sya'ban ini kita banyak berdoa: "Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban ini, dan antarkanlah kami sampai (berpuasa) di bulan Ramadhan." Meski doa ini tidak berasal dari Nabi SAW, spirit untuk menyambut dan memasuki bulan Ramadhan itu sangat penting. Wallahu a'lambishawab
http://khazanah.republika.co.id

Sunday, May 8, 2016

Hikmah Detoksifikasi


Hikmah Detoksifikasi

dalam dunia kesehatan ada istilah detoksifikasi, yaitu mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh. Racun-racun di dalam tubuh bisa menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan. Jika racun-racun ada di dalam tubuh apalagi bertambah, maka tubuh akan lemas, letih, lesu, mudah marah, tidak produktif dan berbagai dempak buruk lainnya.
Racun tubuh bisa terbuang melalui keringat, kotoran, dan sebagainya. Semakin racun bisa terbuang dari tubuh, maka kita akan semakin sehat dan semakin produktif dalam hidup.
Itu baru urusan fisik. Bagaimana yang terjangkit racun itu adalah hati atau qolbu kita. Kita harus benar-benar terampil mendeteksi keracunan yang satu ini. Karena jikalau hati teracuni, maka timbul berbagai macam penyakit di dalamnya yang akan sangat merugikan. Timbullah sombong, riya, ujub, iri, dengki, dan lain sebagainya yang bisa mencelakai diri kita sendiri dan orang lain.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk disiplin memeriksa hati kita sendiri dan membersihkannya dari racun-racun yang bisa menimbulkan berbagai penyakit hati. Bersihkanlah hati dengan istighfar, memohon ampunan Alloh Swt. Bersihkan dengan taubat yang sungguh-sungguh sekecil apapun dosa yang kita lakukan. Serta mendekat terus kepada Alloh dengan menjaga amal ibadah kita.
Rosululloh Saw. bersabda, “Ketahuilah di dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baiklah diri manusia itu, akan tetapi bila segumpal daging itu rusak maka rusak pula diri manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhori dan Muslim).
http://www.smstauhiid.com/hikmah-detoksifikasi/

Tuesday, March 22, 2016

resep mendapatkan rezki BAROKAH

iktiar serius

RIZKI BAROKAH
Allah Swt. berfirman, “Dan, orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut [29] : 69).
Saudaraku, banyak sekali urusan dunia ini yang seolah nampak berat untuk dilakukan sehingga manusia enggan menyanggupinya. Padahal yang sebenarnya terjadi hanyalah tentang mau bersungguh-sungguh atau tidak. Karena banyak sekali yang nampak berat tercapai, rupanya bisa tercapai karena kesungguhan.
Contohnya shalat Tahajud. Mengapa shalat ini seolah hal yang berat sekal untuk dilakukan? Bangun di malam hari saat orang lain tidur nyenyak, mengambil air wudlu lalu mendirikan shalat. Membayangkannya sudah terasa berat. Yang terjadi sebenarnya bukan Tahajudnya yang berat, melainkan karena tidak adanya kesungguhan untuk menunaikannya.
Jika kita sungguh-sungguh, maka Tahajud akan terasa ringan saja dilakukan. Tahajud akan berat dilakukan jika hanya rencana yang diucapkan saja. Namun, dengan izin Allah kita akan mudah terbangun di malam hari dan Tahajud akan mudah dilakukan jika rencana itu tidak hanya diucapkan, tapi juga diniatkan dalam hati dengan penuh keseriusan.
Allah Swt. berfirman, “Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan, Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. At Thaghabun [64] : 4).
Orang yang memiliki kesungguhan niat untuk menunaikan Tahajud, ia pasti akan mudah terbangun di malam hari dengan sebab apa saja. Dan, itu terjadi atas izin Allah, karena Allah mengetahui isi hatinya, Allah mengetahui kesungguhan niatnya. Allah memudahkan jalan untuknya.
Saudaraku, mari kita perhatikan, orang-orang yang melakukan kejahatan korupsi saja misalnya. Mereka menyusun rencana dengan sangat rapi. Kemudian, melakukan setahap demi setahap rencana itu demi tercapainya maksud mereka. Jika orang-orang yang bermaksud jahat saja sedemikian serius melakukannya, maka seharusnya kita pun seserius itu melakukan kebaikan.
Ada sebuah ungkapan yang sangat terkenal, “Man jadda wajada”, siapa yang bersungguh-sungguh dia pasti bisa meraihnya. Demikian juga kita dalam menjemput rezeki kita. Semakin sungguh-sungguh kita menjemputnya, maka semakin dekat kita untuk bisa meraihnya.
Seekor burung saja yang terbang keluar dari sarangnya bisa kembali dalam keadaan perut yang kenyang. Maka, apalagi kita yang oleh Allah Swt. dilengkapi dengan akal pikiran.
Sesungguhnya rezeki adalah jaminan Allah. Artinya, rezeki untuk kita itu sudah ada dan tersebar di berbagai penjuru bumi. Tinggal kita mau bersungguh-sungguh menjemputnya. Ada perbedaan yang sangat jelas antara “mencari” dengan “menjemput”. Jika “mencari”, maka apa yang kita cari itu masih kemungkinan ada dan tidak. Sedangkan “menjemput” itu artinya sudah jelas ada, tinggal kita mendatanginya dan meraihnya.
Oleh sebab itu, dalam urusan rezeki kita tidak bisa berpangku tangan pasrah begitu saja menantikan rezeki datang dengan sendirinya. Tidak bisa juga kita menyerah pada harta haram dan syubhat karena mengira sulit menjemput yang halal.
Mari singsingkan lengan baju. Bekerja dengan serius, penuh kejujuran dan tanggungjawab. Inilah yang diajarkan oleh para nabi dan rasul Allah Swt. Nabi Muhammad Saw. sudah bekerja sejak belia sebagai penggembala lalu berniaga. Nabi Daud as. adalah seorang pandai besi. Nabi Yusuf as. adalah bendahara negara. Nabi Zakaria as. adalah seorang tukang kayu. Nabi Adam as. adalah seorang petani.
Saudaraku, bekerja adalah sebentuk ibadah kepada Allah Swt. jikalau dilakukan dengan kesungguhan dan kejujuran. Bahkan Rasulullah Saw. menerangkan bahwa bekerja itu derajatnya sejajar dengan jihad.
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa beberapa sahabat Rasulullah Saw. melihat seorang pemuda yang giat bekerja. Kemudian mereka berkata, “Andai saja ini (giat bekerja) dilakukan untuk jihad di jalan Allah.” Lalu, Rasulullah Saw. segera berkata kepada para sahabatnya, “Janganlah kamu sekalian berkata begitu. Jika ia bekerja untuk menafkahi anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah.
Jika ia bekerja untuk menafkahi kedua orangtuanya yang sudah tua, maka ia di jalan Allah. Dan, jika ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, maka ia pun di jalan Allah. Namun, jika ia bekerja dalam rangka riya atau berbangga diri, maka ia di jalan syaitan.” (HR. Thabrani)
Semoga kita senantiasa ada dalam bimbingan Allah Swt. Sehingga setiap keringat dan rasa lelah kita akibat berikhtiar menjadi bernilai ibadah di hadapan-Nya. Aamiin yaa Allah yaa Rabbal ‘aalamiin.[]
https://www.facebook.com

Sunday, March 20, 2016

Korupsi Waktu

Korupsi Waktu, Awas Celaka!Korupsi Waktu

Termasuk korupsi waktu adalah tidak bekerja di jam kerjanya tanpa izin yang jelas atau menggunakan jam kerja untuk keperluan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini dilarang oleh syariat dan hendaknya ia menunaikan kewajibannya
Termasuk yang diperhatikan dalam pembahasan korupsi adalah korupsi waktu. Di mana seseorang lalai dengan amanah mengenai waktu yang telah dijanjikan atau disepakati misalnya dalam hal pekerjaan atau sesuatu yang berkaitan dengan waktu. Contoh korupsi waktu misalnya seorang pegawai atau PNS yang tidak amanah dalam waktu, masuk kerja terlambat dan tanpa izin atau bahkan makan gaji buta tanpa kerja sama sekali.

Hendaknya seseorang menunaikan amanatnya

Bagi seorang pegawai yang telah berjanji akan melaksanakan amanahnya, yaitu bekerja dengan waktu-waktu tertentu dan ia memang digaji untuk hal itu, hendaknya berusaha menunaikan amanahnya sebaik mungkin, begitu juga dengan jam kerjanya, hendaknya ia gunakan jam kerja yang telah disepakati untuk benar-benar bekerja sesuai dengan amanahnya. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita agar menunaikan amanah dengan profesional dan sebaik mungkin.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk menunaikan amanat kepada yang berhak” (An Nisaa’: 58).
Seorang muslim juga berusaha menunaikan dan melaksanakan persyaratan yang telah ia setujui.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المُسْلِمُوْنَ عَلَى شُرُوطِهِمْ
“Umat Islam berkewajiban untuk senantiasa memenuhi persyaratan mereka” (HR. Muslim).
Termasuk ciri munafik (shugra/kecil) adalah tidak menepati janji atau persyaratan yang telah ia setujui.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tiga tanda munafik ada tiga, jika berkata ia berdustajika berjanji ia mengingkari dan ketika diberi amanat, maka ia berkhianat” (HR. Bukhari dan Muslim).

Seorang pegawai harus bekerja sesuai dengan jam kerjanya

Termasuk korupsi waktu adalah tidak bekerja di jam kerjanya tanpa izin yang jelas atau menggunakan jam kerja untuk keperluan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini dilarang oleh syariat dan hendaknya ia menunaikan kewajibannya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوْقَ الأُمَّهَاتِ، وَوَأْدَ الْبَنَاتِ، وَمَنَعَ وَهَاتِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan mendurhakai ibu, membunuh anak perempuan, dan mana’a wahaat” (HR. Bukhari dan Muslim).
Arti dari (منع وهات) “mana’a wahaat” adalah tidak mau melaksanakan kewajiban atau menuntut apa yang bukan menjadi haknya.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata menjelaskan hadits,
أنه نهى أن يمنع الرجل ما توجه عليه من الحقوق أو يطلب ما لا يستحقه
Rasulullah melarang seseorang tidak melaksakan kewajiban yang ada padanya atau menuntut apa yang bukan menjadi haknya.” (Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim)
Jadi, seorang muslim tidak boleh hanya menuntut haknya saja, menuntut dibayarkan gaji bulanan secara rutin, sedangkan ia tidak menunaikan amanahnya dengan baik. Tidak masuk kantor tepat waktu, itupun masuk kantor pada jam-jam tertentu saja dan sering bolos, keluar tanpa izin, menggunakan waktu jam kantor untuk bermain game atau urusan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya.

Bagaimana dengan beribadah ketika jam kerja

Beribadah di waktu jam kerja misalnya shalat dhuha atau mengaji perlu dirinci, jika ibadah yang wajib seperti shalat dzuhur, maka saat itu pekerjaan wajib ditinggalkan dan seharusnya atasan memberikan waktu untuk menunaikan shalat wajib. Akan tetapi untuk ibadah yang sunnah misalnya shalat dhuha, maka sebaiknya jangan meninggalkan jam kerja untuk shalat dhuha kecuali atasan telah memberi izin atau atasan telah memaklumi atau bisa juga dilakukan di sela-sela waktu istirahat.
Berikut Fatwa dari Al-Lajnah Ad-Daimah (semacam MUI di Saudi) terkait hal ini.
Pertanyaan:
هل يجوز أداء صلاة الضحى خلال وقت الدوام الرسمي ، خاصة إذا تزايد عدد المصلين إلى حد قد يؤدي إلى التأخير في إنجاز العمل الرسمي؟ آملين أن تكون الإجابة مكتوبة. جزاكم الله خيرًا .
“Apakah diperbolehkan (bagi karyawan) untuk mengerjakan shalat dhuha selama jam kerja resmi, terutama ketika bertambahnya orang yang shalat sehingga dapat menyebabkan pekerjaan mereka tidak selesai pada waktunya? Kami harap anda bias memberikan jawaban tertulis.”
Jawaban:
ج: الأصل أن النوافل في البيوت؟ لقوله صلى الله عليه وسلم: أفضل صلاة المرء في بيته إلا المكتوبة ، وقوله صلى الله عليه وسلم: اجعلوا من صلاتكم في بيوتكم ولا تتخذوها قبورًا متفق عليه، وعلى هذا فلا ينبغي للموظف أن يعطل العمل الذي هو واجب عليه لأجل نافلة؛ لأن صلاة الضحى سنة فلا يترك واجب لأجل سنة، ويمكن للموظف أن يصلي الضحى في بيته قبل أن يأتي للعمل بعد ارتفاع الشمس قدر رمح، أي بعد خروج وقت النهي، ويقدر ذلك بعد شروق الشمس بربع ساعة تقريبًا.
Pada dasarnya, ibadah sunnah itu dikerjakan di rumah, karena beliau shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أفضل صلاة المرء في بيته إلا المكتوبة
Seutama-utamanya shalat seseorang yaitu di dalam rumahnya, kecuali shalat fardhu” (HR. Bukhari & Muslim)
اجعلوا من صلاتكم في بيوتكم ولا تتخذوها قبورًا
Jadikanlah sebagian shalat kalian di dalam rumah, dan janganlah kalian menjadikan rumah kalian sepeti kuburan” (HR. Bukhari & Muslim).
Seeorang karyawan seharusnya tidak menghentikan pekerjaannya yang menjadi kewajibannya dengan melakukan ibadah sunnah. Seorang karyawan bisa melakukan shalat dhuuha di rumah sebelum mereka berangkat bekerja sesaat setelah terbitnya matahari, yaitu setelah waktu nahiy (Waktu dilarang untuk melakukan shalat yaitu setelah shalat subuh hingga terbitnya fajar) sekitar 15 menit setelah matahari terbit.

Termasuk memakan harta dengan cara yang batil jika terus-menerus korupsi waktu

Jika korupsi waktu terus-menerus dilakukan oleh seorang pekerja, sementara ia terus menerima gaji utuh, bisa jadi ia menerima gaji buta. Demikian ini termasuk memakan harta dengan cara yang batil. Hartanya bisa jadi tidak berkah.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Ustaimin rahimahullah menjelaskan,
و نظرنا لمجتمعنا اليوم لم نجد أحداً يسلم من خصلة يفسق بها، إلا مَنْ شاء الله، فالغِيبة فسق وموجودة بكثرة، والتغيب عن العمل، والإصرار على ذلك، وكونه لا يأتي إلا بعد بداية الدوام بساعة، ويخرج قبيل نهاية الدوام بساعة مثلاً، فالإصرار على ذلك فسق؛ لأنه ضد الأمانة، وخيانةٌ، وأكلٌ للمال بالباطل؛ لأن كل راتب تأخذه في غير عمل، فهو من أكل المال بالباطل
“Jika kita melihat masyarakat kita sekarang, maka kita akan mendapati tidak ada (sedikit) yang selamat dari sifat kefasiqan kecuali yang Allah kehendaki (selamat dari itu). Misalnya seperti perbuatan ghibah yang termasuk perbuatan fasiq (dan banyak terjadi), bolos kerja yang terus dilakukan, serta perbuatan pegawai yang terlambat masuk kerja (yang telah dimulai satu jam sebelumnya) dan pulang kerja satu jam lebih cepat dari yang seharusnya.Terus menerus melakukan hal itu adalah termasuk kefasiqan karena ini termasuk berkhianat dan tidak sesuai amanah serta memakan harta dengan cara yang batil. Karena setiap gaji yang anda terima tanpa diimbangi dengan pekerjaan maka ini termasuk memakan harta dengan cara yang batil (Asy-Syarh al-Mumti’ 15/278).
Oleh karena itu, mari kita tunaikan amanah yang kita pikul sebaik mungkin, sehingga harta yang kita dapatkan dari bekerja bisa mendapatkan berkah dan kebaikan yang banyak.
Demikian semoga bermanfaat
https://muslim.or.id

MEMAKAI jILBAB ADALAH hIDAYAH

Kisah Hidayah Berjilbab

Kisah Hidayah Berjilbab dari celana mini ke hijab yang sesungguhnya

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... "Tulisan ini saya persembahkan untuk kalian yang menemui keraguan untuk berhijab."

4 April 2010, pada hari itu saya memutuskan memakai hijab. Sekitar 2,5 tahun lalu, dan alhamdulillah sampai sekarang saya tetap istiqomah dan tidak ada keraguan di dalamnya untuk semakin mencintai hijab saya.

Saat ini, kepada kalian semua saya ingin mengungkapkan, "how much I love my hijab". Betapa bangganya saya memakai mahkota ini.

Alasan terbesar saya pada waktu itu memutuskan berhijab yaitu, "aku ingin mengubah hidup dan kehidupanku," dan, "aku ingin merasa berharga dan dihargai".

Tidak ada yang salah pada kehidupanku sebelum memakai hijab. Pada waktu itu, mungkin umurku sekitar 17-18 tahunan, umur di mana seorang anak remaja tengah mencari jati dirinya. Memang benar adanya, aku menemukan suatu pelajaran kehidupan yang sangat luar biasa yang menjadikanku bisa seperti sekarang.

Dulu, betapa bangganya aku pergi dengan celana pendek (hot pants) dan mini dress. Betapa hebatnya aku jika pulang semakin larut malam, dan betapa bisa dibilang "gaulnya" aku mempunyai teman-teman yang rock 'n roll.

Sambil mengetik tulisan baris terakhir ini, aku sambil tersenyum-senyum sendiri mengingat-ingat kebandelan remajaku pada waktu itu. Yang terkadang membuat orang tuaku dag dig dug... hehe..

Semuanya berlalu menjadi kisah lalu.
Untuk yang sering bertanya kepadaku, "waktu itu kamu hijabin hati atau langsung action berhijab, Sa?"

Saya akan menjawab, "aku langsung action memakai, karena berpikiran hijabin hati dulu justru tidak ada. Yang ada dalam pikiranku, aku hanya ingin merasa dihargai dan merubah kehidupanku. Karena jujur saja, pada waktu itu aku sudah merasa risih dengan pandangan lawan jenis terhadapku karena sering memakai pakaian yang kurang bahan."

Untuk yang sering berargumen kepadaku, "aku belum siap Sa pakai hijab. Sholatku saja masih suka bolong-bolong."

Kalian mau dengar ceritaku? Baca dengan hati ya dan jangan lupa tissue-nya.

Long story dimulai ...

Selama 3 hari setelah berhijab, aku sama sekali belum menjalankan sholat 5 waktu (perlu diketahui, sebelum berhijab aku juga masih malas-malasan untuk sholat karena belum sadar sholat itu kewajiban).

Berarti, kalian lebih baik daripada aku. Kalian hanya "bolong-bolong", sedangkan aku "sama sekali". Betapa banyak ya dosaku hehe...

Hari ke-4, hatiku mulai terketuk. Di saat aku bercermin, aku lihat ada selembar kain menutupi kepalaku. Seharusnya, aku pun malu jika kelakuanku "sama saja" sebelum aku menutup auratku.

Oke, perubahan yang harus kulakukan pertama kali adalah "AKU HARUS SHOLAT 5 WAKTU", mau tidak mau harus tidak boleh bolong lagi. Tiga bulan pertama, aku mati-matian belajar sholat 5 waktu dan tidak boleh bolong.

Mau tahu rumus apa yang kugunakan?

Satu kali sholat hanya 5 menit, jika 5x sholat dalam sehari berarti 25 menit. Sedangkan dalam satu hari, kita punya waktu 24 jam. 25 menit dibanding 24 jam tidak ada apa-apanya. Betapa kikirnya kita jika tidak mau ber-"sedekah" 25 menit untuk-Nya

Ternyata semua seperti "setrum" otomatis. Ibadah memang membuat ketagihan. Setelah tiga bulan pertama belajar sholat 5 waktu, aku menemukan keasyikan tersendiri untuk belajar ibadah-ibadah wajib dan sunnah lainnya.

Prosesnya sangat luar biasa, aku hanya bisa berucap, "Subhanallah, sungguh Agung kebesaran-Mu Ya Allah".

Ini mungkin cerita serunya, tapi ada juga yang bertanya kepadaku, "apa rintangan terberatmu saat pertama kali berhijab? Aku masih susah berhijab, lingkungan pergaulanku masih belum mendukung."

Aku jawab ya, tetapi semoga kalian tetap ber-khusnudzon mendengar ceritaku.

"Siapa bilang tidak ada rintangan dalam memutuskan untuk berhijab. Tentunya, pasti ada rintangannya ketika kita memutuskan untuk berjalan di jalan kebaikan.

Rintangan terberatku, pada waktu itu aku pernah di-'judge' tidak pantas memakai hijab oleh beberapa orang yang tidak akan kusebut namanya. Waktu itu batin ikut menangis, entah dosa apa aku ini. Tetapi, sekarang berpikiran itu memang pikulan 'judge' masyarakat, karena aku sendiri yang kadang berpakaian dengan yang mini-mini."

Ada yang kuanggap sebagai rintangan terlucu. Sahabat dekatku sendiri pada waktu itu mencibirku, "Resa.. Resa.. paling kamu ini tahan pakai jilbab cuma seminggu terus lepas lagi!"

Hehe... mungkin kalau sahabatku membaca ini dan melihatku sekarang hanya cengar-cengir. Dan di penghujung ceritaku, alasan paling kuatku untuk tetap mempertahankan mahkota hijabku sampai sekarang... aku pernah bersimpuh maaf di telapak kaki ibuku dan beliau berkata, "Kamu itu 'manequin'-nya Ibu, berpakaianlah yang pantas, maka Ibu akan membanggakanmu". Kata-kata ini luar biasa dan akan selalu terkenang sampai kapan pun.

Untuk Bapak dan Ibuku, terima kasih untuk segalanya yang tidak dapat kusebutkan. Semoga setiap karya sederhanaku akan jadi pemberat timbangan kebaikan kalian di akhirat nanti.. Aamiin. Untuk para sahabat dan teman-temanku, terima kasih untuk pelajaran kehidupannya.

Dan sekarang ...

Untuk yang masih menemui keraguan dalam berhijab: ...

1. Untuk yang masih ragu karena malu akan masa lalunya, Allah tidak pernah tidur, setiap orang punya kisah masa lalu dan harus berlalu, kalian berhak jadi apa pun untuk masa depan kalian;

2. Untuk yang masih ragu ingin berhijab hati dulu sebelum menutup aurat, dengan hijab menutup aurat, insyaAllah hati kalian akan terhijabi secara otomatis;

3. Untuk yang sudah istiqomah berhijab, mari menginsipirasi Muslimah lainnya untuk menjadi "perhiasan" yang sesungguhnya.

Quote: ..

"Jika kamu menginginkan perubahan diri, tetapi lingkungan tidak mendukungmu, maka tinggalkan (untuk sementara) dan kembalilah setelah siap kembali dengan metamorfosismu."

Semoga tulisan saya ini menginspirasi bagi siapa pun yang membacanya, karena sesuai hadist riwayat, "Sebaik-baiknya Muslim adalah yang memberi manfaat untuk Muslim lainnya".
mencarinasehatkehidupan.blogspot.co.i

Hikmah Memakai Jilbab Bagi Wanita

Hikmah Memakai Jilbab Bagi Wanita

UNGGUH indah melihat wanita yang berjilbab menutup auratnya. Ibaratnya dunia terasa indah jika semua wanita berjilbab dan menjalankan syari’at agama. Ini adalah 12 Hikmah diwajibkannya jilbab bagi wanita muslimah.
Semua perintah AIlah dan Rasul-Nya apabila dikerjakan pasti membawa manfaat. Diantaramanfaat jilbab bagi kaum wanitaadalah sebagai berikut:
– Untuk membedakan antara wanita muslimah dan lainnya, berdasarkan firmanNya: “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal”. Tentunya wanita muslimah lebih bangga dengan jilbabnya, karena inilah kemuliaan dari Allah.
Jauh dari gangguan orang munafik dan laki-laki yang fasik, karena firman-Nya “karena itu mereka tidak diganggu” Wahai ukhti muslimah! Terimalah ketentuan Allah yang selalu belas kasihan kepada hambaNya.Mendapat ampunan dan rahmat dari Allah sebagaimana firman-Nya: “Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang “.Menjaga kesucian hati bagi kaum pria dan wanita. (Lihat keterangan surat Al-Ahzab: 53 di atas)Mewujudkan akhlak yang mulia, rasa malu, menghormati dirinya dan orang lain.Sebagai tanda wanita afifah, yakniwanita yang menjaga kehormatandirinya dari hal-hal yang mengganggunya. Syaikh Bakr Abu Zaid berkata: “baiknya lahir seseorang menunjukkan baik batinnya”. (Lihat Hirosatul Fadhilah hal: 85).Memutus ketamakan dan bahaya syetan, karena dengan jilbab berarti menjaga masyarakat dari gangguan dan penyakit hati kaum pria dan wanita, dan mencegah perbutan zina.Menjaga sifat malu, hal ini merupakan perhiasan utama bagi wanita, jika rasa malu hilang, hilang pulalah kehidupan, karena haya’ yang berarti malu diambil dari kata hayat yang berarti kehidupan.Membendung wanita untuk bersolek, berhias diri di hadapan orang lain dan membendung pergaulan bebas serta menujupembentukan masyarakat yang Islami.Menutup celah-celah perzinaan, sehingga wanita bukan merupakan makanan empuk bagi setiap penjilat.Wanita adalah aurat, sedangkan jilbab merupakan penutupnya.
Allah berfirman: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A’rof: 26).
Membuat suami senang kepadanya. (Hirosatul Fadhilah hal. 84-88 ). 

Thursday, March 17, 2016

Peran istri dalam kehidupan

iziealfujudy Hasan al-Bashri berkata:

“Aku datang kepada seorang pedagang kain di Mekkah untuk membeli baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu akupun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak beli dari orang semacam itu, lalu akupun beli dari pedagang lain.”

2 tahun setelah itu aku berhaji dan aku bertemu lagi dengan orang itu, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah, Lalu aku tanya kepadanya:”Bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?”Ia menjawab : “Iya benar”Aku bertanya lagi:”Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah!”Ia pun bercerita:”Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizki, ia meremehkannya dan jika aku datang dengan rizki yang banyak ia menganggapnya sedikit.
Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata:’Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeki, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain)’.”Masya Allah…Milikilah sifat Qana’ah -suka menerima- / jiwa selalu merasa cukup.Biasanya Wanita (Istri) sering TERJEBAK pd KEINGINANnya tuk terlihat Cantik dgn Pakaian yg Serba Mahal.Janganlah menjadi jurang dosa bagi Suamimu.
Wanita shalihah akan mendorong Suaminya kpd kebaikan,keta’atan sedangkan wanita kufur akan menjadi pendorong bagi suaminya untuk berbuat dosa,kemakshiatan.CUKUPKAN DIRI DGN YG HALAL&BAIK. Ukuran Rizki itu terletak pada keberkahannya, bukan pada jumlahnya.

http://www.smstauhiid.com/pengaruh-tabiat-istri-terhadap-c…/

Wednesday, March 2, 2016

Kedamaian Hati


Kedamaian Hati

      Kenyaman, kedamaian hati, dan ketenangan hidup adalah hal yang sangat penting bagi saya. Harta bukan berarti menjadi hal yang tidak penting karena kefakiran itu mendekatkan kepada kekufuran. Seperti berita-berita yang kita lihat, dengar, dan baca di media sehari-hari bahwa sering terjadi kejahatan, perampokan, pencurian dan lain-lain disebabkan oleh kemiskinan. Yang terpenting adalah harta yang mencukupi untuk kebutuhan. Cukup untuk papan, sandang, pangan, sedekah, infaq, cukup untuk beli mobil, cukup untuk beli pesawat (Eh, malah nglantur kemana-mana, Hehe).
       Tapi apalah arti harta yang melimpah dan banyak jika hati tak pernah merasa tentram dan damai. Karena jika hati tak pernah damai, hidup tak pernah tenang, nyaman tak pernah kita rasakan dan dapatkan, apapun yang kita lakukan dan alami akan menjadi suatu hal yang buruk, menyusahkan, dan bahkan akan menimbulkan suatu keluhan-keluhan tentang hidup ini. Tetapi sebaliknya, jika hati kita selalu merasa damai, maka sesuatu yang menyenangkan yang terjadi pada kita akan terasa lebih menyenangkan dan jika hal yang tidak menyenangkan terjadi akan lebih membuat diri kita kuat dan tidak mengeluh serta menyalahkan keadaan. Semuanya akan diterima dengan lapang dada.
         Lalu apa yang bisa saya lakukan untuk mendamaikan hati dan membuat hidup saya lebih tentram dan tenang selain berusaha untuk selalu menerima apa yang dikendaki-Nya, mencoba untuk bisa mengambil hikmah dibalik segala yang saya alami, dan tentu saja berdoa memohon ketenangan dan kedamaian hati kepada-Nya. Adakah bacaan khusus untuk itu?
          Saat saya menyalakan televisi di sore hari (saya sangat jarang sekali menonton tv di sore hari), secara tidak sengaja program yang muncul waktu itu adalah program siraman rohani yang dipandu oleh ustadz Yusuf Mansur yang secara kebetulan juga saat itu sang ustadz sedang membahas bagaimana hati ini menjadi damai. Kemudian beliau menuturkan bahwa salah satu usaha yang bisa kita lakukan agar hati ini selalu damai adalah lewat doa dengan membaca surat At-Taubah ayat 128 dan 129 sebanyak tujuh kali diwaktu bakda maghrib dan bakda subuh dengan memanjatkan doa kepada Allah agar selalu diberi kedamaian hati. InsyaAllah hati ini akan menjadi damai.
           Kemudian besoknya, saat saya memasak bersama ibu di dapur sambil mendengarkan radio, program radionya pun juga tentang siraman rohani. Saat itu ada seseorang yang bertanya kepada ustadz yang memandu acara tersebut, tentang bagaimana wirid (semacam doa) agar selalu diberi kedamaian hati oleh Sang Pencipta. Sang ustadz pun menjawab bahwa dengan membaca surat At-Taubah ayat 128 dan 129 masing-masing tujuh kali setiap habis maghrib dan habis subuh serta dibarengi doa agar hati selalu damai, maka InsyaAllah hati akan terasa damai.
       Wah, kalau begitu memang pas banget ya.. hehe. Jadi setelah itu sampai saat ini saya mencoba untuk merutinkan membaca surat At-Taubah ayat 128 dan 129 (silakan melihat di Alquran sendiri ya :D) sebanyak tujuh kali sehabis maghrib dan subuh. Dan selalu berdoa agar selalu diberi ketenangan dan kedamaian hati.
Semoga bermanfaat :D
http://hanymauridatul.blogspot.co.id/

Wednesday, February 17, 2016

Kunci Sukses Rasulullah Dalam Bisnis

Kunci Sukses Rasulullah Dalam Bisnis


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Kunci Sukses Rasulullah Dalam Bisnis,...Bisnis yang benar menurut islam adalah bisnis yang menerapkan nilai-nilai syariat islam tentunya.
Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh.


PERTAMA
Bekerja sebagai sarana menuju surga. Bekerja bukan semata mata mencari dunia, tetapi di niatkan untuk mencari bekal ibadah

DUA
Tidak pernah main-main dengan "kejujuran"dan "kepercayaan". Salah satu hal tersebut adalah kunci keberhasilan. Kejujuran akan menumbuhkan kepercayaan

TIGA
Berfikir visioner, kreativ dan siap menghadapi perubahan.Usaha harus dikembangkan dengan visi jauh ke depan.

EMPAT
Memiliki rencana dan tujuan yang ingin di capai. Rasulullah selalu merencanakan pekerjaan dengan baik dan melaksanakan dengan ketekunan, keuletan dan kecerdasan untuk mencapai sukses

LIMA
Memperhatikan karyawan dengan lebih baik. Rasulullah menganjurkan memberi gaji selagi keringat belum kering

ENAM
Mengembangkan usaha dengan sinergi yang baik. Dengan berninergi banyak mendapatkan keuntungan

TUJUH
Semua pekerjaan dilakukan dengan kasih sayang dan cinta sehingga tidak akan muncul keterpaksaan dalam melaksanakan pekerjaan

DELAPAN
Pandai bersyukur dan berucap terima kasih atas apa yang telah di peroleh. Dengan bersyukur Allah dijanjikan akan di tambah.

SEMBILAN
Berusaha untuk menjadi yang bermanfaat bagi orang lain



Bisnis yang benar menurut islam adalah bisnis yang menerapkan nilai-nilai syariat islam tentunya.

Kesuksesan Nabi Muhammad dalam berbisnis telah dirasakan sejak usia mudanya. Beliau banyak menerapkan strategi marketing bisnis yang sangat cerdas, tidak merugikan orang lain tapi menguntungkan bagi pebisnis yang menerapkannya.

Berikut adalah tips atau strategi marketing yang dilakukan Rasulullah SAW dalam mengembangkan bisnisnya

1. Jadikan "Jujur" Sebagai Brand Bisnis
Berkat kejujuran beliau (dalam segala hal), nabi Muhammad mendapatkan julukan Al-Amin (Yang Dapat Dipercaya). Sikap jujur dalam bisnis ini beliau tunjukkan pada customer maupun pemasok barang dagangannya. Pada masa awal mula berbisnis, nabi mengambil barang dagangannya ke Khadijah, seorang konglomerat kaya raya yang akhirnya menjadi istrinya.

Ketika bekerjasama dengan Khadijah, beliau selalu bersikap jujur. Selain jujur pada Khadijah, beliau juga jujur pada pelanggannya. Hal ini tercermin ketika pelanggan mendatanginya, beliau memasarkan barangnya dengan menjelaskan semua keunggulan dan kekurangan barang tersebut, tanpa mengharapkan keuntungan lebih besar dari hasil penjualannya.

Bagi nabi Muhammad, kejujuran harus dijadikan brand dagang para pebisnis. Apapun jenis bisnisnya, kejujuran harus tetap ditempatkan pada posisi yang utama.

2. Sayangi Pelanggan

Pelanggan atau pembeli adalah raja, demikianlah prinsip dalam bisnis. Menarik satu pelanggan memang sulit tapi mempertahankannya justru lebih sulit. Nabi Muhammad memberikan contoh bahwa keuntungan dalam berbisnis hanyalah sekedar "hadiah" dari upaya kita.

Nabi selalu melayani costumers dengan ikhlas, beliau tidak relah jika pelanggannya tertipu saat membeli barangnya. Pesan yang disampaikan oleh beliau adalah "Cintailah saudaramu seperti mencintai dirimu sendiri".

Jika pelayanan yang kita berikan kepada pelanggan itu memuaskan maka pelanggan juga akan terus percaya dan akan terus berlangganan dengan produk yang anda tawarkan. Begitu pula sebaliknya.

Letakkan kepuasan pelanggan ditingkat yang lebih tinggi. Cobalah memenuhi janji seperti apa yang pernah anda iklankan dalam pemasaran anda. Ini justru akan mengangkat kepercayaan pelanggan terhadap bisnis atau usaha anda.

3. Bedakan Jenis Produk Anda

Rasulullah saw juga memberikan contoh untuk memisahkan antara barang yang bagus dan barang yang jelek. Selain itu, beliau juga membedakan harga sesuai kualitas produknya. Bukan menyamakan semua produk tanpa melihat kualitas produknya.

Dalam dunia marketing bisnis kita mengenal banyak jenis produk yang bisa dipasarkan. Tapi, faktanya justru sebaliknya. Sebagian besar malah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dari "Cacat Produk". Ini tentu akan merugikan pelanggan dan akan membuat pelanggan tidak percaya lagi dengan anda.

Mungkin masih banyak lagi nilai-nilai yang dapat diambil dari strategi marketing ala Rasulullah Muhammad SAW. Tapi jika anda pernah membaca atau sekedar ingin menambahkan silahkan ditulis saja di komentar.

NB :
Menjadikan Bekerja sebagai ladang menjemput syurga: Rasulullah menganggap bekerja adalah termasuk ibadah manusia kepada Allah yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan berharap hasil terbaik dalam hidupnya. Sebagai diriwayatkan dalam hadist berikut ini:

"Sesungguhnya Allah sangat senang jika salah satu di antara kalian mengerjakan suatu pekerjaan yang dengan tekun dan sungguh-sungguh".(HR. Bukhari dan Muslim)


wallahu a'lam bish-shawab
http://setetesse.blogspot.co.id

Wanita yangTidak Boleh Dinikahi

Wanita yang tidak tidak boleh dinikahi Menurut Islam Penulis H. TARMIZI ALFUJUDY Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan demi terc...