Wednesday, October 17, 2018

Ciri Ciri Istri Yang Baik Untuk Berumah Tangga

Add caption
Ciri Ciri Istri Yang Baik Untuk Berumah Tangga
Semua pria tentunya menginginkan punya sosok wanita yang memiliki tanda istri yang baik, meskipun pada kenyataannya pria tersebut bukan termasuk ciri-ciri pria idaman wanita sholehah. Namun jauh di dalam lubuk hatinya, pria tersebut berharap agar supaya ia mendapatkan pendamping hidup yang baik, taat kepada ajaran agama, dan juga termasuk istri yang tidak suka neko-neko.
ads
Maka dari itu kami akan memberikan penjelasan kepada anda tentang ciri ciri istri yang baik agar supaya anda bisa mendapatkan sosok wanita yang sesuai dengan keinginan anda sehingga rumah tangga anda akan penuh dengan kebahagiaan.
1. Betaqwa kepada Tuhan
Tanda istri yang baik adalah ia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di jaman sekarang memang sulit menemukan sosok wanita yang seperti ini karena kebanyakan mereka hanya melihat semuanya dengan materi dan juga sulit untuk diatur, terlebih lagi jika wanita tersebut termasuk ke dalam ciri ciri wanita murahan atau ciri ciri wanita gampangan.
Namun jika anda sudah menemukan sosok wanita seperti ini, jangan sampai anda melepaskannya dan segeralah anda meminangnya karena sudah tentu banyak pria yang juga mengincarnya.
2. Menjaga pandangan
Wanita yang baik adalah ia yang selalu menjaga pandangannya kepada laki-laki yang bukan mahramnya. Jika anda mendapatkan sosok wanita yang seperti ini, maka tentu saja hubungan anda akan tentram dan penuh kebahagiaan.
Yang harus anda lakukan adalah segera meminangnya dan jangan menunggu waktu terlalu lama karena sosok wanita seperti ini sudah mulai langka di jaman yang serba modern tersebut.
3. Menutup aurat
Ciri-ciri isrti yang baik adalah ia yang menutup aurat. Selain menjaga pandangan, wanita yang menutup aurat dan tidak memakai pakaian ketat juga sulit anda temukan di jaman sekarang. Wanita yang seperti ini cenderung pemalu karena ia berusaha menjaga semuanya sampai ada lelaki yang secara sah meminangnya. Untuk itu, jangan menunggu waktu yang lama jika anda sudah menemukan wanita seperti ini sebelum nantinya anda menyesal karena ada orang lain yang merebutnya dari anda.
4. Penyabar
Wanita penyabar adalah sosok yang sangat ideal untuk menjadi ibu karena ia akan sabar mendidik anak-anaknya untuk menjadi sosok yang sesuai dengan ajaran agama dan menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara. Selain itu, wanita penyabar juga akan berperan sebagai penenang ketika suaminya sedang emosi entah karena pekerjaan atau urusan lainnya.
5. Tidak suka kluyuran
Wanita yang cocok dijadikan sebagai istri adalah ia yang tidak suka kluyuran. Ia akan cenderung menghabiskan waktunya untuk berada di rumah atau jika memang ia harus berada di luar, hal itu karena memang ada hal penting yang harus ia lakukan.
Mendapatkan sosok wanita seperti ini memang tidak akan membuat anda khawatir ketika anda harus mendapatkan pekerjaan di luar kota untuk beberapa hari karena istri yang baik tersebut akan berusaha menjaga hal-hal agar supaya tidak sampai diganggu oleh siapapun.
6. Jujur
Menemukan wanita jujur memang tidak sesulit menemukan sosok pria yang jujur. Wanita yang jujur tentu akan sangat dibutuhkan sebagai pengatur keuangan di dalam rumah tangga karena ia akan jujur tentang untuk apa saja uang yang anda berikan kepadanya.
7. Rajin sedekah
Jujur dan sedekah merupakan paket lengkap dari wanita yang merupakan sosok idaman untuk dijadikan sebagai pendamping hidup. Dengan bersedekah maka semua kesulitan dan cobaan hidup anda akan dimudahkan penyelesaiannya.
Wanita yang rajin sedekah juga termasuk salah satu sifat wanita yang baik untuk dijadikan istri. Jika anda bertemu dengan sosok wanita seperti ini, jangan sampai anda melewatkan kesempatan yang ada di depan anda tersebut sebelum anda menyesal.https://klubpria.com

Monday, October 15, 2018

Hikmah Ilahi dibalik Musibah Gempa Bumi dan Tsunam

Hikmah Ilahi dibalik Musibah Gempa Bumi dan Tsunam

Musibah, betapa pun kecilnya, selalu akan meninggalkan duka. Lebih-lebih bila musibah itu skalanya besar, duka itu bisa menjelma menjadi nestapa yang berkepanjangan. Apa sebenarnya makna dari sebuah musibah? Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari peristiwa yang telah merenggut ratusan ribu nyawa manusia dan harta yang demikian besar itu? Berikut ini penjelasan asy-Syaikh Muqbil tentang hakikat gempa, yang kita bisa mengambil pelajaran darinya dalam musibah gempa bumi dan tsunami.
Orang-orang berbeda pendapat dalam (menjelaskan penyebab terjadinya) gempa. Ada yang mengatakan bahwa gempa merupakan peristiwa yang bersifat alami, tidak ada kaitannya dengan agama. Sebagian lainnya mengatakan bahwa gempa merupakan ketentuan dan takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang tidak ada kaitannya dengan dosa.
Ada lagi yang mengatakan bahwa gempa merupakan kejadian untuk membuat takut manusia dan tiada kaitannya dengan dosa. Sebagian lagi mengatakan bahwa gempa terjadi disebabkan oleh dosa manusia.
gempa-bumi
Jawabannya,—Allah subhanahu wa ta’ala lah yang memberikan taufik untuk kebaikan dan kebenaran—sesungguhnya gempa itu untuk menciptakan rasa takut (mengingatkan supaya sadar dan kembali kepada agama –pen.) dan ia (terjadi) dengan qadha dan qadar Allah subhanahu wa ta’ala.
Gempa juga terjadi disebabkan dosa-dosa manusia. Dengan demikian, terjadinya gempa adalah untuk membuat takut manusia yang (masih) hidup yang menyaksikan kejadian itu.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَإِن مِّن قَرۡيَةٍ إِلَّا نَحۡنُ مُهۡلِكُوهَا قَبۡلَ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَوۡ مُعَذِّبُوهَا عَذَابٗا شَدِيدٗاۚ كَانَ ذَٰلِكَ فِي ٱلۡكِتَٰبِ مَسۡطُورٗا ٥٨ وَمَا مَنَعَنَآ أَن نُّرۡسِلَ بِٱلۡأٓيَٰتِ إِلَّآ أَن كَذَّبَ بِهَا ٱلۡأَوَّلُونَۚ وَءَاتَيۡنَا ثَمُودَ ٱلنَّاقَةَ مُبۡصِرَةٗ فَظَلَمُواْ بِهَاۚ وَمَا نُرۡسِلُ بِٱلۡأٓيَٰتِ إِلَّا تَخۡوِيفٗا ٥٩

“Tidak ada satu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Dan sekali-kali  tidak ada yang menghalangi Kami mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mu’jizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda itu melainkan untuk menakuti.” (Al-Isra’: 58—59)
Ayat yang menerangkan bahwa gempa merupakan kejadian dengan qadha dan qadar Allah subhanahu wa ta’ala adalah firman-Nya,

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ٢٢

“Tiada satu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Al-Hadid: 22)

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ ١١

“Tidak ada satu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (At-Taghabun: 11)
Adapun bahwa gempa disebabkan dosa-dosa, sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia,

قَالَ أَوَلَوۡ جِئۡتُكَ بِشَيۡءٖ مُّبِينٖ ٣٠

“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu tidak lain disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syura: 30)

ذَٰلِكَ أَن لَّمۡ يَكُن رَّبُّكَ مُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٖ وَأَهۡلُهَا غَٰفِلُونَ ١٣١

“Yang demikian itu adalah karena Rabbmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedangkan penduduknya dalam keadaan lengah (belum diingatkan).” (Al-An’am: 131)

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٖ وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ ١١٧

“Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Hud: 117)

وَكَمۡ أَهۡلَكۡنَا مِن قَرۡيَةِۢ بَطِرَتۡ مَعِيشَتَهَاۖ فَتِلۡكَ مَسَٰكِنُهُمۡ لَمۡ تُسۡكَن مِّنۢ بَعۡدِهِمۡ إِلَّا قَلِيلٗاۖ وَكُنَّا نَحۡنُ ٱلۡوَٰرِثِينَ ٥٨ وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبۡعَثَ فِيٓ أُمِّهَا رَسُولٗا يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِنَاۚ وَمَا كُنَّا مُهۡلِكِي ٱلۡقُرَىٰٓ إِلَّا وَأَهۡلُهَا ظَٰلِمُونَ ٥٩

“Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang telah bersenang-senang dalam kehidupannya. Itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kami adalah pewarisnya. Dan tidak adalah Rabbmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di kota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.” (Al-Qashash: 58—59)[1]
Gempa juga merupakan azab bagi orang yang jahat sebagaimana (ayatayat) lalu dan sebagai rahmah (kasih sayang) kepada seorang muslim. al-Imam al-Bukhari dan al-Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih keduanya dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌالْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِيْقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
“Para syuhada itu ada lima golongan: yang terkena tha’un (penyakit karena bakteri pada tikus), mabthun[2], tenggelam, terkena reruntuhan, dan yang syahid di jalan Allah subhanahu wa ta’ala.”
Karena itu, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan (akibat gempa) menjadi syahid di jalan Allah subhanahu wa ta’ala baik dewasa atau anak kecil, laki-laki ataupun wanita. Kaum muslimin yang saleh serta anak-anak mereka terkena musibah akibat dosa yang dilakukan oleh selain mereka[3], sebagaimana firman-Nya,

وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةٗ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةٗۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ٢٥

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Al-Anfal: 25)
Al-Imam al-Bukhari dan al-Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih keduanya dari Aisyah radhiallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَغْزُو جَيْشٌ الْكَعْبَةَ حَتَّى إِذَا كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنَ اْلأَرْضِ خُسِفَ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ ثُمَّ يُبْعَثُوْنَ عَلىَ نِيَّاتِهِمْ
“Sekelompok pasukan perang ingin menyerang Ka’bah. Ketika berada di tempat yang bernama al-Baida’ dari bumi, mereka ditenggelamkan ke dalam perut bumi awal hingga akhirnya (semuanya). Lalu mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka.”
Demikian pula gempa menjadi cobaan bagi keluarga yang meninggal karena reruntuhan itu, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٣ وَلَا تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتُۢۚ بَلۡ أَحۡيَآءٞ وَلَٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ ١٥٤وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ١٥٦ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ ١٥٧

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Sesungguhnya Allah beserta orangorang yang sabar. Janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah:153—157)
Gempa pun menjadi peringatan atas jauhnya seseorang dari syariat Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

أَوَلَا يَرَوۡنَ أَنَّهُمۡ يُفۡتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٖ مَّرَّةً أَوۡ مَرَّتَيۡنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمۡ يَذَّكَّرُونَ١٢٦

“Tidakkah mereka (orang-orang munafik) memerhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pengajaran?” (At-Taubah: 126)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman mengisahkan tentang Nabi Yunus ‘alaihissalam,

فَلَوۡلَا كَانَتۡ قَرۡيَةٌ ءَامَنَتۡ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوۡمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُواْ كَشَفۡنَا عَنۡهُمۡ عَذَابَ ٱلۡخِزۡيِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ ٩٨

“Mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (Yunus: 98)
gempa-aceh
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan taufik-Nya kepada kita untuk kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berhukum dengan Kitabullah serta Sunnah Rasul-Nya, serta untuk menghilangkan kemaksiatan yang (banyak dilakukan) di hotel-hotel. Juga melarang berbaurnya siswa laki-laki dan perempuan di perguruan tinggi serta menghilangkan pembunuhan terhadap jiwa yang Allah subhanahu wa ta’alaharamkan kecuali yang dibenarkan.
Demikianlah, adapun orang yang mengatakan bahwa gempa itu hanya bersifat alami, maka dia sesungguhnya orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah subhanahu wa ta’ala, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda kebesaran Allah subhanahu wa ta’ala. Tidaklah keduanya (mengalami) gerhana disebabkan oleh kematian seseorang atau kehidupan seseorang, akan tetapi Allah menimpakan rasa takut kepada hamba- Nya dengan keduanya. Maka bila kalian melihat itu berdoalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala hingga tersingkap gerhana itu….”
Orang yang mengatakan, “Ini hanya peristiwa alam,” berarti telah mencela kemuliaan yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada Nabi-Nya, di mana Allah subhanahu wa ta’ala telah menganugerahi Nabi-Nya bencana bagi orang-orang yang mengingkari mereka (para Nabi).
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menghancurkan sikap pengingkaran ini yang merupakan bencana jelek bagi agama-agama langit.

(Diterjemahkan dengan sedikit ringkasan dari tulisan Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i dalam bukunya al-Makhraj Minal Fitnah, hlm. 129132, oleh al-Ustadz Qomar ZA)

[1] Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menukil ucapan ‘Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu, “Tidaklah turun musibah kecuali dengan sebab dosa dan tidaklah musibah diangkat oleh Allah subhanahu wa ta’ala kecuali dengan bertobat.” (al-Jawabul Kafihlm. 118) -red.
[2] Yaitu yang terkena penyakit perut yaitu ascites akibat lever dan perut membusung. Dalam penafsiran lain: Diare. Dalam penafsiran lain: Yang sakit perutnya. (Ahkamul Janaiz karya asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani hlm. 51) -ed.
[3] Maksudnya, ketika musibah menimpa suatu kaum karena dosa, maka musibah itu tidak hanya menimpa orang yang berbuat dosa saja, namun orang yang saleh pun terkena. Hanya saja bagi orang yang saleh, musibah itu akan menjadi rahmat.
http://asysyariah.com

Wednesday, May 2, 2018

Tipe Wanita yang Dijamin Masuk Surga


Wanita yang dijamin masuk surga

Tipe Wanita yang Dijamin Masuk Surga
Wanita sering dikonotasikan sebagai makhluk lemah dan tak berdaya. Bahkan, wanita sering pula dikambinghitamkan sebagai perusak dan racun dunia. Jhon Damascene berpendapat, bahwa wanita adalah anak kedustaan, penunggu neraka, musuh keselamatan, bahkan oleh wanita pula menurutnya, Nabi Adam as terusir dari surga.
Sedangkan Jhon Chrijsostom menyatakan, bahwa wanita lebih buas daripada binatang buas, karena dengan perbuatan wanita, setan memperoleh kemenangan. (dikutip dari makalah Drs Jahari Pagaralam: Wanita Sebelum Islam, 1984).
Pandangan-pandangan terhadap kaum wanita tadi, pafda satu sisi memang sedikit ada benarnya, terutama jika melihat wanita-wanita yang ada di keremangan tempat-tempat maksyiat yang sudah memasyarakat. Namun rasanya sangat tidak adil bilamana pandangan negatif  terhadap wanita tadi sampai menutup peran dan fungsi besar yang telah diberikan oleh kaum wanita. Pada diri kita misalnya, tampak jelas dirasakan bagaimana peran yang ditunjukan oleh ibu sejak kita masih dalam rahimnya sampai dewasa.
Islam sebagai agama yang mulia telah menggariskan tipe wanita idaman yang mendapatkan jaminan untuk masuk surga yang dipenuhi oleh beragam  nikmat dan kelezatan. Apabila mayoritas kaum wanita sanggup memenuhi kreteria wanita idaman dalam Islam, niscaya segala pandangan negatif tadi akan lenyap dengan sendirinya. Wanita idaman dalam Islam lebih disebut sebagai wanita shalihah, sebagaimana firman Allah SWT, “Maka wanita-wanita shalihah itu ialah wanita-wanita yang taat (kepada Allah) lagi memelihara dirinya di kala suaminya tidak ada darinya, oleh karena Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa’ 34).
Dari ayat ini diperoleh tiga syarat untuk menjadi wanita shalihah yang mendapat jaminan surge, yaitu:
Pertama, wanita yang taan kepada Allah SWT;
Kedua, wanita yang sanggup memelihara kehormatan dirinya;
Ketiga, wanita yang taat kepada suaminya.
Pertama, wanita yang taat kepada Allah SWT. Masalah ketaatan kepada Allah ini mutlak bagi yang setiap mengaku beragama Islam, tanpa ada pengecualian apakah ia lelaki atau wanita. Taat kepada Allah maksudnya menjalankan segala perintah  dan menjauhi segala larangan-Nya. Inilah konsep takwa yang harus dimiliki setiap insan umat Muhammad SAW.
Kedua, wanita yang sanggup memelihara kehormatan dirinya. Maksudnya ialah memelihara diri dari perbuatan keji dan munkar, serta perbuatan tercela lainnya. Pemeliharaan kehormatan diri yang paling utama bagi kaum wanita adalah dengan menjaga auratnya dari sentuhan maupun pandangan lelaki yang bukan muhrimnya. Karena membiarkan aurat terbuka, selain akan mendapatkan siksaan Allah SWT di akhirat nanti, juga akan mendapatkan fitnah di dunia ini, serta dapat memancing hal-hal yang tidak diingini.
Dalam kitab Uqudulludyain fi bayani Huququzzaudyain disebutkan, ketahuilah olehmu, bahwasanya telah banyak wanita zaman ini memperlihatkan hiasannya, yaitu dengan membuka auratnya, sedikit malunya, dan berjalan dengan genitnya pada sekumpulan kaum lelaki dan di pasar atau mesjid di antara saf-saf kaum lelaki, terlebih lagi pada siang harinya. Dan jika pada malam harinya, ia sengaja mendekati sinar lampu untuk memperlihatkan dirinya. Dan sesungguhnya ada dikatakan, bilamana telah nyata bagi wanita itu tiga perkara, maka ia dapat dinamakan sebagai quhbah (ada yang mengartikannya sebagai pelacur).
Pertama, pada siang hari ia keluar dengan memperlihatkan auratnya.
Kedua, memandang kepada lelaki yang helat.
Ketiga, mengangkat suaranya agar didengar lelaki yang helat.
Walau ia wanita baik-baik, karena ia telah menyamai dirinya dengan wanita yang tidak baik, maka ia dapat digolongkan sebagai wanita tidak baik. Dan karena itu Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menyamakan dirinya dengan suatu kaum, maka ia sudah tergolong pada kaum itu juga. Sekali-kali tidak aku ridai seorang yang masih mempunyai malu dan beragama, dirinya dijuluki quhbah (pelacur) tersebut.
Memang benar apa yang sering dikemukakan orang banyak, bahwa salah satu faktor utama penyebab terjadinya perkosaan serta pelecehan seksual lainnya disebabkan oleh wanita itu sendiri yang terlalu vulgar mempertontonkan auratnya kepada orang banyak.
Terhadap wanita yang demikianlah barangkali yang pantas digelari quhbah. Rasulullah SAW pernah menjamin wanita yang dapat memelihara kehormatan diri serta taat kepada suami untuk masuk ke surga melalui pintu mana yang dikehendaki wanita tersebut.
Sabda Nabi SAW,”Apabila wanita itu melakukan shalat fardu dan berpuasa di bulan Ramadan dan memelihara kehormatan dirinya dari persentuhan orang lain, serta taat kepada suaminya maka dikatakanlah baginya; masuklah kau ke surge dari pintu mana saja yang kau kehendaki.”(HR Ahmad).
Bagi wanita, taat kepada suami memang mempunyai faedah yang amat besar. Sebagaimana diriwayatkan, bahwa pernah datang menghadap kepada Rasulullah seorang utusan kaum wanita kala itu. Di mana wanita tersebut mengemukakan, bahwa kaum lelaki diberi kesempatan maju ke medan perang jihad fi sabilillah.Sebagaimana diketahui, bahwa jihad fi sabilillah itu mengandung pahala yang amat besar di sisi Allah SWT. Kaum wanita itu iri karena tidak bisa memperoleh pahala sebagaimana pahala berjihad tadi. Maka untuk menjawabnya Rasulullah SAW bersabda, “Bahwa menaati suami dengan mengakui haknya itu adalah sama dengan pahala jihad.  https://khazanahmuslim.wordpress.com

Sunday, March 18, 2018

Keutamaan Bulan Rajab

Keutamaan Bulan Rajab
Keutamaan Bulan Rajab, ia merupakan salah satu dari bulan haram. Di mana bulan haram ini adalah bulan yang dimuliakan. Bulan ini adalah yang dilarang keras melakukan maksiat, serta diperintahkan bagi kita untuk beramal sholih.

Bulan Rajab adalah Bulan Haram

Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadal Akhiroh dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perpuataran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” (Latho-if Al Ma’arif, 202)
Mengenai empat bulan yang dimaksud disebutkan dalam hadits dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). Jadi, empat bulan suci tersebut adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.

Apa Maksud Bulan Haram?

Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah berkata, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna:
  1. Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
  2. Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36)
Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” Bahkan Ibnu ’Umar, Al Hasan Al Bashri dan Abu Ishaq As Sa’ibi melakukan puasa pada seluruh bulan haram, bukan hanya bulan Rajab atau salah satu dari bulan haram lainnya. Lihat Latho-if Al Ma’arif, 214. Ulama Hambali memakruhkan berpuasa pada bulan Rajab saja, tidak pada bulan haram lainya. Lihat Latho-if Al Ma’arif, 215.
Namun sekali lagi, jika dianjurkan, bukan berarti mesti mengkhususkan puasa atau amalan lainnya di hari-hari tertentu dari bulan Rajab karena menganjurkan seperti ini butuh dalil. Sedangkan tidak ada dalil yang mendukungnya. Lihat bahasan Muslim.Or.Id sebelumnya: Adakah Anjuran Puasa di Bulan Rajab?
Ibnu Rajab Al Hambali berkata, ”Hadits yang membicarakan keutamaan puasa Rajab secara khusus tidaklah shahih dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, begitu pula dari sahabatnya.” (Latho-if Al Ma’arif, 213).

Hati-Hati dengan Maksiat di Bulan Haram

Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207)

Bulan Haram Mana yang Lebih Utama?

Para ulama berselisih pendapat tentang manakah di antara bulan-bulan haram tersebut yang lebih utama. Ada ulama yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Rajab, sebagaimana hal ini dikatakan oleh sebagian ulama Syafi’iyah. Namun Imam Nawawi (salah satu ulama besar Syafi’iyah) dan ulama Syafi’iyah lainnya melemahkan pendapat ini. Ada yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Muharram, sebagaimana hal ini dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri dan pendapat ini dikuatkan oleh Imam Nawawi. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Dzulhijjah. Ini adalah pendapat Sa’id bin Jubair dan lainnya, juga dinilai kuat oleh penulis Latho-if Al Ma’arif (hal. 203), yaitu Ibnu Rajab Al Hambali.
Semoga bulan Rajab menjadi ladang bagi kita untuk beramal sholih.
https://muslim.or.id

Tuesday, January 2, 2018

Ciri-Ciri Wanita Penghuni Neraka

15 Ciri-Ciri Wanita Penghuni Neraka dan Dalilnya


Allah Ta’ala menjanjikan surga bagi hambanya yang beriman dan bertaqwa. Sedangkan untuk orang-orang yang berpaling dari agama akan memperoleh azab pedih di neraka. Hal ini berlaku untuk wanita ataupun laki-laki. Tak ada perbedaan. Siapa yang benar tentu akan beruntung. Sedangkan siapa yang sesat akan celaka. Begitulah janji Allah subhanahu wa taala di dalam Al-Quran.
ads
Namun tahukah Kamu, bahwa ternyata penghuni neraka terbanyak ialah kaum wanita. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Aku berdiri di atas surga, kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya ialah golongan miskin, Sedangkan orang-orang kaya tertahan di luar pintu surga kerana dihisab. Selain itu, ahli neraka diperintahkan masuk ke neraka. Dan, aku telah berdiri di atas pintu neraka, aku melihat kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya ialah wanita.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dari hadist diatas muncul pertanyaan, mengapa mayoritas penduduk neraka adalah wanita? Pertama, mungkin karena jumlah wanita di dunia ini memang lebih banyak dibandingkan pria. Kedua, wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang mudah bengkok, mereka lebih memgutamakan perasaan dibandingkan akal pikiran. Oleh sebab itu, tak jarang wanita terjerumus ke dalam kesesatan. Ketiga, karena wanita itu indah. Apabila ia tak mampu melindungi diri maka keindahan tersebut bisa menjadi dosa baginya.
Nah, berikut ini beberapa ciri-ciri wanita penghuni neraka sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dan berdasarkan dalil-dalil agama:
  1. Durhaka terhadap suami
Ciri-ciri wanita penghuni neraka pertama yakni mereka yang durhaka terhadap suaminya. Ketika seorang wanita menjadi istri, maka ia harus patuh kepada suaminya. Patuh disini berarti menuruti perkataan suaminya dalam hal kebaikan dan sesuai syariat agama. Apabila ia mampu menjalakan hal tersebut maka Allah akan membukakan delapan pintu di surga, dan ia bisa memilihnya sesuka hati.
Sebaliknya, seorang istri yang durhaka kepada suaminya maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang pedih di akhirat. Misalnya saja, ia mengungkit-ungkit keburukan si suami dan melupakan kebaikannya. Kemudian mengumbar-umbar kejelakan suami di hadapan masyarakat, berkata kasar dengan suami tanpa alasan (seperti membentak) dan berbagai macam perbuatan lain yang menyakiti hati suami. Balasannya adalah neraka.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas RA, dia berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Saya diperlihatkan Neraka. Saya tidak pernah melihat pemandangan yang sangat mengerikan. Dan saya melihat kebanyakan penghuni Neraka adalah para wanita. Mereka bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulullah SAW? Beliau bersabda, Dikarenakan kekufurannya. Lalu ada yang berkata, ‘Apakah kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘Kufur terhadap pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika anda berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat anda (sedikit ) kejelekkan. Maka dia akan mengatakan, ‘Saya tidak melihat kebaikan sedikitpun dari anda.” (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Tidak seorang wanita pun yang boleh menyakiti hati suaminya melalui kata-kata kecuali Allah SWT akan membuat mulutnya kelak di hari kiamat selebar tujuh puluh dira’, kemudian akan mengikatkannya di belakang lehernya.”
  1. Wanita yang bersolek berlebihan saat keluar rumah
Wanita jaman sekarang tampaknya tak bisa hidup tanpa make-up. Mulai dari yang masih ABG sampai yang berusia tua selalu berpenampilan kece (full make up, aksesoris dan baju mahal) tiap keluar rumah agar terlihat lebih menarik. Berhati-hatilah saudariku, terutama untuk kalian yang sudah berstatus istri. Sebaiknya hindari bersolek berlebihan saat keluar rumah. Sebab hal itu bisa mengundang syahwat pria untuk melirik dan memandangmu. Selain itu, islam juga tidak memperbolehkan wanita bertabarruj berlebihan, kecuali di hadapan suaminya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyah dulu,” (Al-Ahzab: 33).
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka,” (An-Nur: 31).
Dari Abu Hurairah dan Ibnu ‘Umar, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Allah melaknat perempuan yang menyambung rambut, perempuan yang meminta disambungkan rambutnya, begitu pula perempuan yang membuat tato dan yang meminta dibuatkan tato.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  1. Memamerkan aurat
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh merek. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab:59)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Ta’ala memerintahkan wanita untuk menutup aurat dengan mengenakan jilbab dan pakaian longgar (dalam artian tidak membentuk lekak-lekuk tubuh). Sayangnya, kebanyakan wanita sekarang kurang memahami perintah tersebut. Mereka malah memamerkan aurat dengan terang-terangan. Bahkan ada yang berjilbab namun pakaiannya ketat seumpama orang yang telanjang. Wanita-wanita yang gemar memamerkan aurat inilah yang mejadi calon penghuni neraka.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,  Rasululloh SAW bersabda:  “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan Bersolek diri untuk memperdaya laki-laki, kepala-kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, sebab sesungguhnya bau surga itu akan tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
  1. Menyusui anak orang lain tanpa izin suami
Menjadi seorang wanita itu bisa dibilang susah-susah gampang. Ada banyak larangan bagi wanita, salah satunya menyusui anak orang lain. Berhati-hatilah, jika Anda berniat memberikan ASI bagi anak yang bukan lahir dari rahim Anda, mintalah izin kepada suami terlebih dahulu. Jika Anda nekat melakukannya maka bisa saja Anda ditimpa azab di neraka kelak. Menurut sebuah dalil, seorang wanita yang menyusui anak orang lain tanpa izin suami, di nekara akan digantung tubuhnya diatas payudaranya sendiri.
  1. Tidak wudhu dan tidak pernah mandi junub
Islam mewajibkan seorang wanita untuk melakukan mandi wajib setelah masa menstruasinya dan setelah nifas. Apabila perintah ini tidak dilakukan, maka ia bisa ditimpa azab di neraka. Tidak hanya itu saja, solat tanpa berwudhu pun juga tidak diperbolehkan dalam islam. Suatu dalil menjelaskan bahwa seorang wanita yang tidak pernah bersuci kelak di akhirat akan diazab dengan cara kaki dan tangannya diikat, sementara tubuhnya dililit oleh kalajengking dan gerombolan ular.
  1. Berkata tidak baik
Wanita- wanita yang tidak bisa menjaga lisannya dan kerap mengumbar perkataan jelek. Bahkan melukai perasaan kerabat dan suaminya tanpa alasan, maka kelak ia akan diazab dengan cara lidahnya digantung dan kerongkongannya disiram oleh cairan aspal yang mendidih.
  1. Keluar rumah tanpa izin suami
Seorang wanita yang hendak keluar rumah wajib meminta izin kepada suaminya. Sebab keluarnya seorang wanita tanpa didampingi mahramnya bisa menimbulkan fitnah. Bahkan di akhirat kelak, ia akan disiksa dengan diikat kaki dan tangannya.
 “Menetaplah di rumah kalian ( para wanita ), dan jangan berdandan sebagaimana dandanan wanita-wanita jahiliyah. Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat,dan patuhilah ( wahai para wanita) Allah dan rasul-Nya. (QS Al-Ahzab: 33)
Rasullulah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Hak suami terhadap isterinya adalah isteri tidak menghalangi permintaan suaminya sekalipun semasa berada di atas punggung unta , tidak berpuasa walaupun sehari kecuali dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika dia tetap berbuat demikian, dia berdosa dan tidak diterima puasanya. Dia tidak boleh memberi, maka pahalanya terhadap suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Dia tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika dia berbuat demikian, maka Allah akan melaknatnya dan para malaikat memarahinya kembali , sekalipun suaminya itu adalah orang yang alim.” (HR Abu Daud Ath-Thayalisi)
  1. Membuka aib orang lain
Ciri-ciri wanita penghuni neraka selanjutnya adalah wanita yang gemar membuka aib orang lain. Mereka akan disiksa di neraka dan kelak mereka akan memakan daging tubuhnya sendiri. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12)
  1. Gemar pamer (Riya’)
Sifat gemar pamer atau riya’, melakukan kebaikan agar dipuji orang lain juga bisa mendatangkan azab di akhirat. Menurut suatu dalil, wanita-wanita yang suka riya’ kelak akan dimasukkan ke dalam neraka, dan mereka akan memotong-motong tubuhnya sendiri dengan gunting.
  1. Suka mengadu domba orang lain
Sifat adu domba atau membuat sesama muslim saling berselesih paham dan bertengkar dapat menyebabkan murkanya Allah SWT. Wanita-wanita yang gemar melakukan adu domba kelak diakhirat akan berwujud seperti binatang, kepalanya mirip babi dan tubuhnya mirip kedelai.
  1. Suka iri hati dan dengki (hasud)
Sikap iri hati atau dengki dengan kenikmatan orang lain juga menjadi salah satu sifat yang menyebabkan seorang wanita terjerumus ke dalam lubang neraka.
Allah Ta’ala berfirman: “Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (At Taubah:125)
  1. Sombong
Sifat sombong juga sangat membahayakan. Seseorang yang memiliki sifat sombong dalam hatinya dan berbangga diri dengan apa yang dimiliki maka Allah akan membenci mereka.
Allah Ta’ala berfirman:“Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .” (Al Mu’min: 76)
  1. Tidak pernah sholat
Secantik apapun wanita, setinggi apapun pendidikannya, bahkan walaupun ia taat dengan suaminya namun tak pernah sholat maka ia tetap menjadi calon penghuni neraka.
Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu”. (HR. Ath Tabrani).
  1. Berzina
Zina termasuk salah satu dosa besar. Seorang istri yang gemar melakukan zina maka ia akan ditimpa azab yang pedih. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Qs. Al-Isra:32)
Diriwayatkan oleh Samurah bin Jundub, bahwasahnya Rasulullah SAW didatangi oleh malaikat Jibril dan Mikail. Beliau bercerita, “Kami berangkat pergi sehingga sampai di suatu tempat semisal ‘tannur’ bagian atasnya sempit sedangkan bagian bawahnya luas. Dari situ terdengar suara gaduh dan ribut-ribut. Kami menengoknya, ternyata di situ banyak laki-laki dan perempuan telanjang. Jika mereka dijilat api yang ada di bawahnya mereka melolong oleh panasnya yang dahsyat. Aku bertanya, ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab, ‘Mereka adalah para pezina perempuan dan laki-laki. Itulah adzab bagi mereka sampai tibanya hari kiamat.” (HR.Al-Bukhari, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, dan Ahmad).
  1. Wanita yang suka mengumpat dan fitnah
Fitnah adalah perbuatan yang sangat kejam. Bahkan disebut-sebut lebih kejam dari tindakan pembunuhan. Dan wanita-wanita yang gemar menyebar fitnah semasa hidunya kelak di akhirat akan diazab dengan sangat pedih. Begitupun dengan mereka yang suka mengumpat, mereka tidak akan diperlihatkn pintu surga.
Dari Hudzaifah r.a, dia telah berkata : Rasulullah saw telah bersabda: “Tidak akan pernah masuk surga orang yang suka mengumpat”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a: bahwasahnya Rasulullah saw pernah berjalan melewati 2 (dua) kuburan, kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya 2 (dua) orang ahli kubur itu disiksa dan keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Ya, benar. Sesungguhnya dosa itu adalah besar. Salah seorang di antara keduanya adalah berjalan di muka bumi dengan menyebarkan fitnah (mengumpat). Sedang salah seorang yang lain tidak bertirai ketika kencing”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikianlah ciri-ciri wanita penghuni neraka menurut pandangan islam. Semoga kita bisa menghindari sifat-sifat tercelah diatas dan mampu mengamalkan nilai-nilai islam semasa hidup. Sehingga di akhirat kelak kita dapat masuk ke dalam surga, bertemu dengan Allah Ta’ala, serta berkumpul bersama Rasululllah SAW dan orang-orang mukmin lainnya. https://dalamislam.com

Wanita yangTidak Boleh Dinikahi

Wanita yang tidak tidak boleh dinikahi Menurut Islam Penulis H. TARMIZI ALFUJUDY Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan demi terc...