Tipe Wanita yang Dijamin Masuk Surga Wanita sering dikonotasikan sebagai makhluk lemah dan tak berdaya. Bahkan, wanita sering pula dikambinghitamkan sebagai perusak dan racun dunia. Jhon Damascene berpendapat, bahwa wanita adalah anak kedustaan, penunggu neraka, musuh keselamatan, bahkan oleh wanita pula menurutnya, Nabi Adam as terusir dari surga. Sedangkan Jhon Chrijsostom menyatakan, bahwa wanita lebih buas daripada binatang buas, karena dengan perbuatan wanita, setan memperoleh kemenangan. (dikutip dari makalah Drs Jahari Pagaralam: Wanita Sebelum Islam, 1984). Pandangan-pandangan terhadap kaum wanita tadi, pafda satu sisi memang sedikit ada benarnya, terutama jika melihat wanita-wanita yang ada di keremangan tempat-tempat maksyiat yang sudah memasyarakat. Namun rasanya sangat tidak adil bilamana pandangan negatif terhadap wanita tadi sampai menutup peran dan fungsi besar yang telah diberikan oleh kaum wanita. Pada diri kita misalnya, tampak jelas dirasakan bagaimana peran yang ditunjukan oleh ibu sejak kita masih dalam rahimnya sampai dewasa. Islam sebagai agama yang mulia telah menggariskan tipe wanita idaman yang mendapatkan jaminan untuk masuk surga yang dipenuhi oleh beragam nikmat dan kelezatan. Apabila mayoritas kaum wanita sanggup memenuhi kreteria wanita idaman dalam Islam, niscaya segala pandangan negatif tadi akan lenyap dengan sendirinya. Wanita idaman dalam Islam lebih disebut sebagai wanita shalihah, sebagaimana firman Allah SWT, “Maka wanita-wanita shalihah itu ialah wanita-wanita yang taat (kepada Allah) lagi memelihara dirinya di kala suaminya tidak ada darinya, oleh karena Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa’ 34). Dari ayat ini diperoleh tiga syarat untuk menjadi wanita shalihah yang mendapat jaminan surge, yaitu: Pertama, wanita yang taan kepada Allah SWT; Kedua, wanita yang sanggup memelihara kehormatan dirinya; Ketiga, wanita yang taat kepada suaminya. Pertama, wanita yang taat kepada Allah SWT. Masalah ketaatan kepada Allah ini mutlak bagi yang setiap mengaku beragama Islam, tanpa ada pengecualian apakah ia lelaki atau wanita. Taat kepada Allah maksudnya menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Inilah konsep takwa yang harus dimiliki setiap insan umat Muhammad SAW. Kedua, wanita yang sanggup memelihara kehormatan dirinya. Maksudnya ialah memelihara diri dari perbuatan keji dan munkar, serta perbuatan tercela lainnya. Pemeliharaan kehormatan diri yang paling utama bagi kaum wanita adalah dengan menjaga auratnya dari sentuhan maupun pandangan lelaki yang bukan muhrimnya. Karena membiarkan aurat terbuka, selain akan mendapatkan siksaan Allah SWT di akhirat nanti, juga akan mendapatkan fitnah di dunia ini, serta dapat memancing hal-hal yang tidak diingini. Dalam kitab Uqudulludyain fi bayani Huququzzaudyain disebutkan, ketahuilah olehmu, bahwasanya telah banyak wanita zaman ini memperlihatkan hiasannya, yaitu dengan membuka auratnya, sedikit malunya, dan berjalan dengan genitnya pada sekumpulan kaum lelaki dan di pasar atau mesjid di antara saf-saf kaum lelaki, terlebih lagi pada siang harinya. Dan jika pada malam harinya, ia sengaja mendekati sinar lampu untuk memperlihatkan dirinya. Dan sesungguhnya ada dikatakan, bilamana telah nyata bagi wanita itu tiga perkara, maka ia dapat dinamakan sebagai quhbah (ada yang mengartikannya sebagai pelacur). Pertama, pada siang hari ia keluar dengan memperlihatkan auratnya. Kedua, memandang kepada lelaki yang helat. Ketiga, mengangkat suaranya agar didengar lelaki yang helat. Walau ia wanita baik-baik, karena ia telah menyamai dirinya dengan wanita yang tidak baik, maka ia dapat digolongkan sebagai wanita tidak baik. Dan karena itu Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menyamakan dirinya dengan suatu kaum, maka ia sudah tergolong pada kaum itu juga. Sekali-kali tidak aku ridai seorang yang masih mempunyai malu dan beragama, dirinya dijuluki quhbah (pelacur) tersebut. Memang benar apa yang sering dikemukakan orang banyak, bahwa salah satu faktor utama penyebab terjadinya perkosaan serta pelecehan seksual lainnya disebabkan oleh wanita itu sendiri yang terlalu vulgar mempertontonkan auratnya kepada orang banyak. Terhadap wanita yang demikianlah barangkali yang pantas digelari quhbah. Rasulullah SAW pernah menjamin wanita yang dapat memelihara kehormatan diri serta taat kepada suami untuk masuk ke surga melalui pintu mana yang dikehendaki wanita tersebut. Sabda Nabi SAW,”Apabila wanita itu melakukan shalat fardu dan berpuasa di bulan Ramadan dan memelihara kehormatan dirinya dari persentuhan orang lain, serta taat kepada suaminya maka dikatakanlah baginya; masuklah kau ke surge dari pintu mana saja yang kau kehendaki.”(HR Ahmad). Bagi wanita, taat kepada suami memang mempunyai faedah yang amat besar. Sebagaimana diriwayatkan, bahwa pernah datang menghadap kepada Rasulullah seorang utusan kaum wanita kala itu. Di mana wanita tersebut mengemukakan, bahwa kaum lelaki diberi kesempatan maju ke medan perang jihad fi sabilillah.Sebagaimana diketahui, bahwa jihad fi sabilillah itu mengandung pahala yang amat besar di sisi Allah SWT. Kaum wanita itu iri karena tidak bisa memperoleh pahala sebagaimana pahala berjihad tadi. Maka untuk menjawabnya Rasulullah SAW bersabda, “Bahwa menaati suami dengan mengakui haknya itu adalah sama dengan pahala jihad. https://khazanahmuslim.wordpress.com
No comments:
Post a Comment