Friday, August 29, 2014

bukti kekuasaan Allah Swt.menurut al-qur'an Al-Baqarah [2:164]


Surat Al-Baqarah [2:164]
[Dalam pergantinya siang dan malam, adalah salah satu bukti kekuasaan Allah Swt.]

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari waalfulki allatii tajrii fii albahri bimaa yanfa’u alnnaasa wamaa anzala allaahu mina alssamaa-i min maa-in fa-ahyaa bihi al-ardha ba’da mawtihaa wabatstsa fiihaa min kulli daabbatin watashriifi alrriyaahi waalssahaabi almusakhkhari bayna alssamaa-i waal-ardhi laaayaatin liqawmin ya’qiluuna
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
* * *
Ayat ini menerangkan tentang, bukti kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’alla. dan memang banyak sekali bukti atas kekuasaan Allah Swt, yang salah satunya adalah silih bergantinya siang dan malam.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” [QS. Al- Fushshilat]
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran 190-191)
Dalam Tafsir Jalalain diterangkan bahwa di dalam penciptaan langit dan bumi serta segala keajaiban yang ada pada keduanya dan berbagai perbedaan siang dan malam dari segi datang dan perginya maupun dari segi lebih dan kurang temponya, semua itu merupakan bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT bagi Ulil Albab, yakni orang-orang yang punya akal. Ulil Albab adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. Artinya ingat dan menyebut-nyebut Allah dalam setiap keadaan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa juga disebut Ulil Albab adalah orang-orang yang melaksanakan sholat sesuai dengan kemampuan.
Dan Ulil Albab adalah orang-orang yang berfikir tentang penciptaan langit dan bumi untuk mendapatkan bukti atas kekuasaan pembuatnya. Lalu mereka berkata Rabbana, ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ciptaan yang kami lihat itu sebagai perkara yang sia-sia. Justru kami melihatnya sebagai bukti atas kesempurnaan kekuasaan-Mu. Subhaanaka, Maha Suci Engkau, Engkau suci dari segala kesia-siaan.
Dalam Tafsir Ibnu Abbas diterangkan bahwa Allah SWT dalam ayat di atas menerangkan tanda kekuasaan-Nya kepada kaum kafir Makkah karena sebelumnya mereka telah meminta bukti kepada Nabi Muhammad saw. atas apa yang beliau katakan. Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya di dalam penciptaan langit, artinya sesungguhnya di dalam apa yang diciptakan oleh Allah SWT di langit berupa para malaikat, matahari, bulan, dan bintang-bintang, serta awan; dalam penciptaan bumi, artinya penciptaan bumi dan apa yang diciptakan di bumi seperti gunung-gunung, lautan, tanaman, dan hewan; dalam perbedaan siang dan malam yaitu dalam pergantian siang dan malam; semua itu benar-benar merupakan bukti-bukti keesaan Allah SWT bagi Ulil Albaab, yakni orang-orang yang punya akal. Lalu Allah memberikan sifat kepada Ulil Albab, yaitu orang-orang yang mengingat Allah dengan melaksanakan sholat secara berdiri –jika dia mampu, dengan cara duduk –jika tidak mampu berdiri, dan dengan cara berbaring – jika tidak mampu berdiri maupun duduk. Dan ulil Albab itu selalu berfikir tentang keajaiban penciptaan langit dan bumi lalu berkata Ya Rabbana, Wahai Tuhan kami, tidaklah yang Engkau ciptakan itu sia-sia. Subhaanaka, Maha Suci Engkau, mereka mensucikan Allah, maka bebaskanlah kami dari adzab neraka. Tolaklah dari kami adzab neraka.
Dalam Tafsir Al Qurthuby dijelaskan bahwa dalam penghujung surat Ali Imran ini Allah SWT memerintahkan untuk memperhatikan dan mencari bukti-bukti dalam tanda-tanda kekuasaan-Nya agar keimanan umat ini bersandar kepada bukti yang meyakinkan atas kebenaran dan kekuasaan Allah SWT. Bukan keimanan yang dibangun dengan taqlid semata. Ulil Albab adalah orang-orang yang menggunakan akal untuk memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah SWT. Al Qurthuby mengutip hadits riwayat Aisyah r.a. yang berkata: Ketika turun ayat ini kepada Nabi saw. beliau bangun untuk shalat. Pagi itu Bilal datang untuk mengumandangkan adzan maka Bilal melihat beliau saw sedang menangis. Bilal bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis padahal Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang akan datang! Maka Rasulullah saw. bersabda: “Hai Bilal, apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur? Sungguh Allah telah turunkan pada malam ini ayat : inna fi khalqis samaawaati wal ardli wakhtilafil laili wan nahaar la aayatil liulil albaab. Kemudian beliau saw bersabda: Celakalah orang yang membaca ayat ini dan tidak berfikir merenungkannya!” Disunnahkan setiap bangun malam memulai dengan membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran (ayat 190-200) sebagai ittiba’ kepada Rasulullah saw.
Membangun generasi Ulil Albab
Generasi awal yang dibangun oleh baginda Rasulullah saw adalah generasi yang dibangkitkan akal dan fikiran mereka sehingga mereka adalah generasi yang mengalami kebangkitan berfikir yang luar biasa. Hasilnya pun luar biasa. Dua puluh delapan tahun setelah Al Quran yang menyentuh hati dan menggugah akal fikiran mereka turun dan telah membangun karakter manusia unggul dalam tempaan yang dilakukan oleh Rasulullah saw yang senantiasa membacakan ayat-ayat Al Quran dan mengajarkan ilmu-ilmu dalam Al quran dan As Sunnah, generasi awal umat Islam yang tadinya adalah generasi buta huruf itu mampu mengalahkan dua negara adidaya penguasa dunia pada waktu, Rumawi dan Persia di tahun yang sama, yakni 15 H. Itulah generasi sahabat, yakni generasi Ulil Albab. Mereka murni generasi bentukan risalah Islam, mereka tidak meniru cara berfikir dan cara hidup bangsa adidaya Rumawi maupun Persia. Oleh karena itulah, mereka bisa mengungguli kedua bangsa dan negara adidaya penguasa dunia itu, walau generasi Ulil Albab itu masih baru lahir.
Generasi Ulil Albab ini adalah generasi yang telah yaqin dengan keesaan dan kekuasaan Allah SWT berdasarkan sentuhan ayat-ayat Al Quran yang membangun kemampuan berfikir mereka mencari bukti keesaan dan kekuasaan Allah SWT itu dalam diri dan alam semesta yang ada yang merupakan ciptaan Allah semuanya. Mereka adalah generasi yang berpengetahuan dan selalu berusaha mendengar pengetahuan dan mengikuti yang terbaik. Allah SWT menyebut mereka dalam firman-Nya:
“(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah (Ulil Albab) yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az Zumar 9).
Juga firman-Nya: “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya (yakni Al Quran). mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka. Itulah Ulil Albab, yaitu orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az Zumar 18).
Dan generasi Ulil Albab ini adalah generasi yang mendapatkan al hikmah, yakni ilmu yang bermanfaat yang mengantarkan kepada amal. Allah SWT berfirman: “Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya Ulil Albab, orang-orang yang berakallah, yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (QS. Al Baqarah 269).
Oleh karena itu, jika umat ini hari ini ingin terlahir kembali menjadi generasi Ulil Albab sebagaimana para sahabat, maka mereka harus menapaki jalan perjuangan para sahabat Rasulullah saw yang memahami bahwa mereka itu dilahirkan untuk memperjuangan Islam, risalah yang dibawa oleh baginda Rasulullah saw., secara totalitas, sehingga mereka menjadi manusia baru kembali dengan celupan petunjuk Al Quran dan Sunnah Rasulullah saw yang pasti akan bisa mengungguli bangsa dan negara dengan ideologi manapun di dunia ini.
http://tafsiralquran2.wordpress.com

No comments:

Post a Comment

Wanita yangTidak Boleh Dinikahi

Wanita yang tidak tidak boleh dinikahi Menurut Islam Penulis H. TARMIZI ALFUJUDY Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan demi terc...