Monday, September 1, 2014

Kisah Dua Musa

Kisah Dua Musa (Musa bin Imron dan Musa As-Samiri)

Pengajian tafsir di bulan Ramadlan hari ke - 20, para santri membaca ayat wa-adlallahumus saamiri (dan Musa Assamiri menyesatkan mereka/bani Israel).


قَالَ فَإِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِن بَعْدِكَ وَأَضَلَّهُمُ السَّامِرِيُّ
"Allah berfirman: "Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri ." (QS. Thaha 20 : 85)

Musa Assamiri adalah salah satu pengikut Nabi Musa dari suku Samirah yang akhirnya murtad, bahkan mengajak bani Israel menyekutukan Allah).

Di saat Nabi Musa membimbing bani Israel untuk beribadah hanya menyembah Allah, yaitu setelah peristiwa perdebatan Nabi Musa dengan Fir`aun di depan para penyihir, yang akhirnya dimenangkan oleh Nabi Musa dan berimanlah para ahli sihir itu.

Konon Nabi Musa terus mengajarkan agama kepada para pengikutnya agar tetap mempertahankan aqidahnya. Bahkan demi menjaga keimanan kepada Allah itu, ada mantan para penyihir yang sudah mengimani kerasulan Nabi Musa itu mati syahid akibat disalib dan dimutilasi oleh Fir`aun si Raja kejam itu.

Lantas Nabi Musa mengajak kaumnya yang beriman untuk menjauh dari kekejaman Fir`aun, hingga suatu saat Nabi Musa mendapat perintah khalwat (menyendiri dari kaumnya) untuk bermunajat demi memperoleh petunjuk dari Allah.

Sebelum Nabi Musa pamit kepada kaumnya, beliau meminta kepada saudaranya, yaitu Nabi Harun agar menjaga dan mengawasi kaumnya, jangan sampai ada yang kembali menyembah tuhan selain Allah. Lantas Nabi Musa berangkat ke Gunung Sinai untuk bermunajat kepada Allah.

Sedang bani Israel menunggu di suatu tempat yang telah ditunjuk oleh Nabi Musa. Mereka ditemani oleh Nabi Harun. Dalam rombongan itu ada Musa Assamiri, yaitu seorang dari suku Samirah yang konon di masa kecil mempunyai pengalaman yang hampir sama dengan Nabi Musa.

Dia termasuk anak bayi lelaki yang diasingkan oleh ibunya gara-gara takut dibunuh oleh raja Fir`aun. Jika bayi Nabi Musa pada akhirnya diasuh dan dibesarkan oleh keuarga fir`aun, maka menurut ahli sejarah, bayi Musa Assamiri justru diasuh dan dibesarkan oleh Malaikat Jibril atas ijin Allah.

Anehnya bayi yang diasuh Fir`aun tatkala tumbuh dewasa, oleh Allah diangkat menjadi rasul karena keimanannya, sedangkan bayi yang diasuh oleh malaikat Jibril, justru menjadi musyrik dan kafir kepada Allah.

Konon tatkala Nabi Musa berada gunung Sinai untuk bermunajat selama 40 hari, ternyata Musa Assamiri berulah melawan Nabi Harun. Musa Assamiri mengajak bani Israel membuat patung sapi emas untuk disembah.

Musa Assamiri sengaja mengumpulkan semua perhiasan emas milik bani Israel, lantas memandenya dengan api dan menjadikan patung anak sapi. Musa Assamiri tergolong orang pintar dan modern untuk jaman itu. Dia mampu menerapkan tehnik pembuatan patung dengan diberi lobang tertentu yang jika tertiup angin kencang dapat berbunyi.

Kalau orang Jawa Timur mengenal istilah `layangan sowangan` yang dapat berbunyi, yaitu layang-layang yang diberi pita suara pada bagian tertentu, jika naik ke udara dapat mengeluar suara tertentu.

Semacam inilah gambaran kepandaian Musa Assamiri saat itu dalam menerapkan tehnik membuat patung anak sapi untuk bani Israel agar dapat berbunyi, lantas patung sapi itu diletakkan di tengah padang pasir dengan ketinggian tertentu.

Tatkala tertiup angin kencang, maka berbunyilah patung sapi itu. Musa Assamiri mengatakan kepada bani Israel : Lihatlah, Tuhan yang dipanggil Nabi Musa itu sedang mendatangi patung sapi milik kita, karena itu ayoo kita sembah bersama-sama...! Mereka pun sujud menyembah patung sapi buatan Musa Assamiri itu.

Melihat keadaan itu Nabi Harun marah, namun beliau tidak mampu mencegah mereka karena kepandaian Musa Assamiri mempengaruhi bani Israel bertahan menyembah patung sapi buatannya itu hingga Nabi Musa datang.

Penyair mengatakan :
إذا لم تصادف في بريق عناية ... فقد كذب الراجي وخاب المؤمل
فموسى الذي رباه جبريل كافر ... وموسى الذي رباه فرعون مرسل
Idzal mar-u lam yadnas minal lukmu `irdluhu # Fakullu ridaa-in yartadiihi jamiilu.
Fa muusal ladzii rabbaahu Jibriilu kaafirun # Wa muusal ladzii rabbaahu Fir`aunu mursalu.

Jika kehormatan seseorang itu tidak pernah cacat akibat kejahatan, maka pakaian apapun yang ia kenakan akan tampak indah.
Musa (Assamiri) yang konon dipelihara Jibril menjadi orang kafir, sedangkan Musa yang dipelihara Fir`aun justru diangkat jadi rasul.
http://www.muslimedianews.com


No comments:

Post a Comment

Wanita yangTidak Boleh Dinikahi

Wanita yang tidak tidak boleh dinikahi Menurut Islam Penulis H. TARMIZI ALFUJUDY Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan demi terc...